Palu (ANTARA News) - Sedikitnya 93 ekor ikan paus dengan panjang lima hingga delapan meter terdampar di pantai Desa Sabang, Kecamatan Dampelas, Sulawesi Tengah dan 40 ekor diantaranya dilaporkan sudah mati lemas. Rombongan ikan raksasa yang terdampar di pantai barat Kabupaten Donggala sejak Sabtu lalu (18/3) itu ditemukan dengan tidak sengaja oleh sejumlah nelayan yang pulang dari melaut pada pagi hari. Ilham, warga setempat yang ditemui wartawan, Senin, mengatakan, terdamparnya puluhan ikan raksasa itu mengundang warga setempat dan desa-desa di sebelahnya berdatangan untuk menyaksikan keanehan itu. "Jadi pemandangan menakjubkan, tapi banyak warga merasa sedih sebab tak sedikit ikan langka dan dilindungi itu telah mati akibat terlalu lama berada di laut dangkal," tuturnya. Rombongan ikan paus naas tersebut terdampar di perairan laut dangkal yang pendangkalannya terjadi sejak 38 tahun silam akibat bencana gempa yang disertai tsunami setinggi 10 meter.Pada 14 Agustus 1968 silam, menurut Ilham, pernah terjadi gempa tektonik dangkal berkekutan 6,0 pada skala richter di Pulau Sulawesi yang menyebabkan 10 kilometer daratan yang memanjang dari desa Meli hingga Rerang (masuk wilayah kecamatan Sojol dan Dampelas) amblas ke laut sehingga terjadi pendangkalan. Lebar tanah yang amblas itu mencapai lebih 200 meter, bahkan sisa longsor seperti pohon besar dan tanaman kelapa yang sudah mati masih tampak berdiri di dalam laut. Keberadaan puluhan ikan paus yang terdampar itu, menurut Ilham, oleh warga desa sudah diusahakan untuk ditarik ke dalam laut dalam dengan menggunakan peralatan seadanya agar terselamatkan. "Tapi setelah sebagian berhasil ditarik ke laut, mereka kembali lagi menuju pantai. Seolah-olah ingin bersama teman mereka yang masih terdampar," tuturnya. Banyak warga setempat menduga rombongan ikan paus yang terdampar itu ingin melakukan migrasi dari Lautan Hindia ke Lautan Fasifik atau sebaliknya dengan melalui Selat Makassar. Saat ini desa Sabang dan sejumlah desa tetangga mulai diselimuti bau tak sedap, sebab sebagian bangkai ikan paus tersebut mulai membusuk.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006