Beijing (ANTARA News) - Pameran pertama Museum Inggris di China telah menyebabkan banyak warga China bertanya-tanya ke mana perginya artefak dari negara mereka sendiri yang tak ternilai harganya dalam koleksi dari museum tertua di dunia itu. "Mengapa tak ada artefak China dan siapa pemilik sesungguhnya benda-benda purbakala itu?" tanya kantor berita resmi Xinhua, Senin. Lebih dari 270 artefak dari peradaban kuno Romawi, Yunani dan Mesir telah dipamerkan dalam pameran yang bertajuk "Khazanah Budaya Dunia" yang dibuka di Museum Ibukota Beijing yang baru dibangun, Sabtu. Akan tetapi, benda budaya peninggalan China tak muncul dalam pameran. "Saya sangat terpesona dengan keindahan artefak dari kebudayaan berbeda, tetapi mengapa tak barang-barang antik China," kata Xinhua mengutip Wang Wei yang berusia 19 tahun. Museum Inggris memiliki dalam koleksinya ribuan lukisan, manuskrip, patung, ornamen, permata dan benda peninggalan budaya lainnya yang diselundupkan keluar China, terutama pada akhir abad 19 dan awal abad 20. Banyak dari benda budaya itu diperdagangkan kepada pihak lain sebelum akhirnya dimiliki museum. "Lebih dari 20.000 artefak China, termasuk lukisan, tekstil, batu giok (jade) dan benda dari logam termasuk dalam koleksi Museum Inggris. Sebagian besar dari benda antik itu dirampok atau dibeli dengan harga murah lebih dari 100 tahun silam," kata Xinhua. Tak ada barang-barang antik China dalam pameran sebagian karena Beijing telah menolak untuk mengakui pemilikan Inggris terhadap artefak tersebut", demikian menurut China Daily. (*)
Copyright © ANTARA 2006