Jakarta (ANTARA) - Memiliki hewan peliharaan untuk sebagian orang adalah hal yang menyenangkan selain dapat diajak bermain juga mampu mengisi kekosongan ruang hati apalagi bagi mereka yang sering dilanda kesehatan mental, seperti stres.

Selain mampu untuk menjaga kesehatan mental, memelihara hewan juga dapat melatih kita untuk disiplin waktu dan memupuk pertemanan dengan hewan yang dipelihara.

Baca juga: Puskeswan jadi tempat alternatif untuk obati hewan piaraan

Tak jarang beberapa orang jauh lebih mencintai hewan peliharaannya daripada teman maupun sanak saudara. Bahkan, di luar negeri banyak pula orang yang memberikan sebagian bahkan seluruh harta peninggalan kepada hewan peliharaannya daripada anggota keluarga.

Namun, bagaimana jadinya jika hewan yang dipelihara tiba-tiba menderita penyakit entah karena berinteraksi dengan hewan lain atau pola asuh pada hewan yang kurang baik.

Bagi sebagian orang yang memiliki pekerjaan yang sudah mapan maupun orang tua yang memiliki kekayaan berlebih tak jadi persoalan besar, pasalnya mereka memiliki uang untuk melakukan biaya perawatan pada hewan peliharaan di klinik hewan ternama dengan penangan yang baik, alat yang canggih dan dokter yang profesional.

Tak jarang yang kebanyakan terjadi adalah pemilik hewan peliharaan merupakan orang biasa bahkan cenderung memiliki ekonomi lemah sehingga bingung untuk mengalokasikan dana pendapatan untuk pengobatan hewan piaraan.

Alih-alih ingin merawat hewan dengan modal minim dengan bantuan internet justru membuat hewan tersebut mati.

Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) yang berada di Ragunan, Jakarta Selatan menjadi salah satu alternatif untuk permasalahan bagi warga Jakarta untuk memeriksa dan mengobati hewan peliharaan dengan harga yang terjangkau.

Puskeswan Ragunan berada di bawah Pemprov DKI Jakarta yang dikelola oleh Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) sudah ada sejak 30 tahun lalu untuk melayani warga Jakarta yang memiliki keluhan dengan hewan peliharaan.

Sejumlah pengunjung mengantre untuk memeriksa hewan peliharaan di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Ragunan, Jakarta, Selasa (26/7/2022). (ANTARA/Budi Prasetiyo)

Baca juga: Sudin KPKP Jaksel gelar sterilisasi kucing secara gratis

Terjangkau

Dengan biaya sekitar Rp50 ribu, para pemilik hewan peliharaan dapat memeriksa dan melakukan pengobatan serta berkonsultasi dengan dokter yang bertugas menangani penyakit dan konsultasi perawatan setelah sembuh, seperti apa yang sebaiknya dilakukan.

Untuk penyakit berat dikenakan biaya operasi sekitar Rp250 ribu biaya tersebut dapat bertambah jika setelah operasi masih memerlukan beberapa tindakan perawatan.

Jam operasional Puskeswan Ragunan mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, namun pihak keamanan yang bertugas mengatakan bahwa untuk pendaftaran hanya sampai pukul 14.00 WIB, guna mengantisipasi banyaknya warga yang datang untuk memeriksakan dan mengobati hewan peliharaan.

Tampak di sudut parkiran motor terlihat kakak beradik yang menggendong tas berisi kucing peliharaan dengan kondisi panik mendatangi Puskeswan.

Sambil duduk sesekali mereka mengelus dan memberikan minum kucing peliharaan yang nampak terengah-engah tanpa diketahui sebab dari penyakit yang diderita oleh kucing tersebut.

Muhammad Alif Ramadhan sang pemilik kucing mengatakan alasan membawa kucing peliharaannya ke Puskeswan karena lebih dekat dengan tempat tinggal dan harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan klinik tempat berobat dan perawatan hewan (Pets care).

Dengan cemas ia dan sang adik menunggu kabar dari dokter yang melakukan diagnosa penyakit pada kucing piaraannya.

Setelah beberapa saat dokter keluar dan mengabarkan bahwa terdapat flek atau infeksi pada paru-paru pada kucing peliharaanya yang mungkin disebabkan karena berinteraksi dengan kucing lain yang membawa penyakit pernafasan.

Kucing peliharaannya pun disarankan untuk dirawat inap hingga pulih untuk mengantisipasi penyebaran dari kemungkinan virus atau bakteri tersebut menular pada kucing lainnya.

Ramzi selaku Kepala Satuan Pelaksana Puskeswan Ragunan mengatakan terdapat beberapa jenis penyakit yang memerlukan perawatan seperti golongan suspect virus, golongan bakteri, kemudian setelah operasi atau tindakan yang perlu dilakukan setelah operasi.

Terdapat enam dokter yang bertugas untuk jaga ada dokter poli umum, dokter bedah, dokter untuk rawat inap, dan lain lain.

Dalam sehari Puskeswan Ragunan biasanya menangani kurang lebih sekitar 100 ekor hewan bahkan tak jarang lebih, menyesuaikan dengan keadaan yang terjadi.

Dokter dibantu rekannya melakukan pemeriksaan pada kucing yang menderita penyakit di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Ragunan, Jakarta, Selasa (26/7/2022). (ANTARA/Budi Prasetiyo)

Baca juga: Jakarta Barat rancang tempat khusus untuk beri makan kucing liar

Jenis Hewan

Hewan yang sering diperiksa dan obati umumnya hewan peliharaan rumah seperti kucing, anjing, reptil, namun ada juga hewan eksotik atau hewan peliharaan yang tak lazim untuk ditempatkan bersama manusia, umumnya merupakan spesies liar seperti ular, kemudian ada juga jenis unggas ayam, burung dan juga ada ternak seperti kambing.

Sekitar 70 persen hewan yang diperiksa dan diobati adalah jenis kucing, mulai dari kucing domestik, kucing ras, maupun kucing campuran persilangan antara kucing domestik dan kucing ras.

Untuk standar pemeriksaan yang dilakukan di Puskeswan terdiri dari penimbangan berat badan hewan, mengukur suhu tubuh, palpasi gulkosa mata, gulkosa hidung, palpasi daerah perut, serta mengecek kelainan fisik maupun mental pada hewan peliharaan.

Palpasi adalah Tindakan meraba dengan satu atau kedua tangan untuk menegaskan apa yang kita lihat dan mengungkapan hal-hal yang tidak terlihat guna membedakan tekstur, dimensi, konsistensi, suhu, dan kejadian-kejadian lain.

Selain perawatan dan pengobatan, Puskeswan juga memiliki beberapa fasilitas lain seperti, laboratorium, Ultrasonografi (USG), poli bedah, sterilisasi gratis, nebulator hewan dan inkubator hewan

Laboratorium yang ada di Puskeswan digunakan sebagai penunjang untuk mendiagnosa penyakit seperti melihat infeksi dan peradangan yang menjangkiti hewan peliharaan bukan untuk pengembangan vaksin atau obat.

Puskeswan Ragunan juga berkolaborasi dengan beberapa instansi pemerintah dan swasta guna memudahkan warga untuk mengakses pemeriksaan, pengobatan, pengembangan dan sosialisasi penyakit baru pada hewan maupun obat baru seperti PDHI (persatuan dokter hewan indonesia), IPB, UNSIA, dan banyak lagi.

Di tempat ini juga terdapat taman kucing yang difungsikan untuk menampung sejumlah kucing dari seluruh DKI Jakarta yang terlantar dan dibuang oleh pemiliknya.

Kucing yang berada di Taman Kucing dirawat dengan baik melalui pemberian makan yang teratur, pemeriksaan kesehatan dan terdapat tempat bermain yang luas bagi kucing.

Taman Kucing Puskeswan Ragunan juga menyediakan adopsi bagi warga Jakarta yang ingin memelihara kucing yang sudah terjamin kesehatannya.

Sementara untuk kucing terlantar yang akan dipelihara juga dapat dilakukan sterilisasi gratis.

Baca juga: Jakarta Barat bolehkan warga beri makan kucing liar

Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022