mitigasi adalah nomor satuSumatera Selatan (ANTARA) - Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunawan Sadikin menyebutkan segera mengirimkan cairan pendeteksi atau reagen cacar monyet ke seluruh Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) di Indonesia, termasuk kota Palembang, Sumatera Selatan.
Budi Gunawan Sadikin di Palembang, Rabu, mengatakan pengiriman reagen tersebut segera dilakukan kementerian kesehatan setelah dirinya memastikan secara langsung kesiapan sarana dan prasarana di BBLK Palembang.
"Kami cek kesiapan di sini (BBLK Palembang), ternyata sudah siap alat nya pun sudah lengkap jadi tinggal kirim barangnya saja (reagen)," kata Budi saat meninjau pelaksanaan pelayanan kesehatan di BBLK Palembang.
Menurutnya, tujuan pengiriman reagen tersebut supaya pelaksanaan pemeriksaan sampel pasien terindikasi cacar monyet di laboratorium kesehatan di tingkat daerah bisa berlangsung cepat dan optimal, karena sejauh ini pemeriksaan itu masih terpusat di Jakarta.
Baca juga: Dokter: Monkeypox mutasi baru dari endemik cacar di Afrika
Baca juga: Kemenkes: Demam tinggi dan benjolan lipatan kulit ciri khas Monkeypox
Di mana, sementara ini Kementerian Kesehatan sudah menyiapkan sebanyak 1.500 buah reagen yang pengirimannya dilakukan dalam waktu dekat secara bertahap mencakup ke seluruh laboratorium kesehatan di Indonesia.
Sehingga dari situ, kata dia, penyebaran penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus bernama monkeyfox saat ini tengah mewabah di banyak negara tidak masuk ke Indonesia karena dimitigasi secara maksimal.
"Memang sebelumnya pernah ada 9 kasus yang diduga terjangkit, namun setelah dites, hasilnya negatif. Tapi mitigasi adalah nomor satu. Kemudian surveilansnya juga mesti bagus," kata dia, Kementerian Kesehatan dalam waktu dekat juga akan mendatangkan sebanyak seribu obat cacar monyet yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan seribu pasien.
Baca juga: Kemenkes waspadai importasi Monkeypox dari negara tetangga
Di mana, sementara ini Kementerian Kesehatan sudah menyiapkan sebanyak 1.500 buah reagen yang pengirimannya dilakukan dalam waktu dekat secara bertahap mencakup ke seluruh laboratorium kesehatan di Indonesia.
Sehingga dari situ, kata dia, penyebaran penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus bernama monkeyfox saat ini tengah mewabah di banyak negara tidak masuk ke Indonesia karena dimitigasi secara maksimal.
"Memang sebelumnya pernah ada 9 kasus yang diduga terjangkit, namun setelah dites, hasilnya negatif. Tapi mitigasi adalah nomor satu. Kemudian surveilansnya juga mesti bagus," kata dia, Kementerian Kesehatan dalam waktu dekat juga akan mendatangkan sebanyak seribu obat cacar monyet yang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan seribu pasien.
Baca juga: Kemenkes waspadai importasi Monkeypox dari negara tetangga
Baca juga: Ahli: Penguatan surveilans penting guna cegah persebaran cacar monyet
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Trisnawarman, mengatakan, belum ada kasus pasien terjangkit cacar monyet di 17 kabupaten/kota.
Kendati demikian, ia mengimbau, bagi masyarakat yang memiliki gejala diharapkan untuk segera memeriksakan diri ke setiap fasilitas layanan kesehatan.
"Upaya pencegahan dan antisipasi sudah kami lakukan secara masif mulai dari sosialisasi, kesiapan sarana prasarana, jika ada gejala di masyarakat, tenaga kesehatan kami akan segera menindaklanjutinya," kata dia.
Di mana, gejala tersebut misalnya seperti merasakan demam, badan meriang, keluar bercak-bercak di tubuh. "Nah cairan yang keluar dari bercak ini harus di tes, diambil sampelnya. Jika positif, maka harus diisolasi dan ditangani. Dua sampai empat minggu bisa sembuh," tandasnya.
Baca juga: Pemerintah dukung peningkatan kapasitas petugas deteksi cacar monyet
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Trisnawarman, mengatakan, belum ada kasus pasien terjangkit cacar monyet di 17 kabupaten/kota.
Kendati demikian, ia mengimbau, bagi masyarakat yang memiliki gejala diharapkan untuk segera memeriksakan diri ke setiap fasilitas layanan kesehatan.
"Upaya pencegahan dan antisipasi sudah kami lakukan secara masif mulai dari sosialisasi, kesiapan sarana prasarana, jika ada gejala di masyarakat, tenaga kesehatan kami akan segera menindaklanjutinya," kata dia.
Di mana, gejala tersebut misalnya seperti merasakan demam, badan meriang, keluar bercak-bercak di tubuh. "Nah cairan yang keluar dari bercak ini harus di tes, diambil sampelnya. Jika positif, maka harus diisolasi dan ditangani. Dua sampai empat minggu bisa sembuh," tandasnya.
Baca juga: Pemerintah dukung peningkatan kapasitas petugas deteksi cacar monyet
Baca juga: Pemerintah siapkan komponen deteksi cacar monyet di Indonesia
Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022