Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengatakan, Departemen Luar Negeri masih terus menjajaki perwakilan RI di Ramallah sebagai wujud nyata dukungan Indonesia terhadap perjuangan Palestina. "Kesulitan utama yang dihadapi Indonesia dalam upaya ini adalah adanya keharusan mendapat izin terlebih dahulu dari Pemerintah Israel. Sedangkan Indonesia sampai saat ini belum memiliki hubungan diplomatik dengan Israel," kata Menlu dalam rapat kerja dengan Komisi I DPR yang dipimpin ketuanya Theo L Sambuaga di DPR Senin. Pernyataan Menlu itu dikemukakan untuk menjawab rekomendasi yang dikeluarkan Komisi I DPR mengenai perlunya Pemerintah lebih berperan aktif dalam proses perdamaian di Timur Tengah, dengan perpedoman pada perjuangan kemerdekaan penuh dan integritas wilayah Palestina. Komisi I DPR juga merekomendasikan Menlu untuk membuka akses dan meningkatkan kontak dengan semua pihak yang terkait dengan proses perdamaian Timur Tengah dengan tetap berpedoman pada prinsip politik luar negeri RI. Menlu mengatakan bahwa upaya lain yang dilakukan Pemerintah untuk memenuhi rekomendasi Komisi I DPR itu adalah dengan menjajaki pelaksanaan "Asian-African Conference on Capacity Building for Palestine" sebagai tindak lanjut nyata hasil Konferensi Asia Afrika April 2005. "Tujuan utama penyelenggaraan konferensi itu adalah untuk menetapkan bentuk kerjasama dan bantuan dari negara-negara di kawasan Asia Afrika kepada Pemerintah Palestina dalam bidang penguatan institusi dan aparatur pemerintahan, pembangunan infrastruktur perdagangan, investasi dan sumber daya manusia," katanya. Menlu menambahkan, Pemerintah RI telah meminta keterlibatan salah satu institusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menangani masalah pembangunan untuk menyusun perkiraan kebutuhan bagi Palestina dan sekaligus menginventaris potensi yang dimiliki negara-negara Asia Afrika untuk memenuhi kebutuhan Palestina. Dalam kesempatan itu Menlu juga menyinggung soal kemenangan Hamas dalam pemilu di Palestina. Menlu mengatakan, kemenangan Hamas telah menimbulkan kekhawatiran berbagai pihak, terutama kelompok AS, Rusia, Uni Eropa dan PBB karena selama ini Hamas dikenal sebagai faksi radikal Palestina yang menggunakan aksi-aksi kekerasan senjata dalam perjuangan politiknya. "Dalam menyikapi kemenangan Hamas tersebut, Indonesia menyambut baik pelaksanaan dan hasil Pemilu Legislatif Palestina, yang berlangsung secara bebas, adil dan aman. Indonesia memandang bahwa siapapun yang menjadi pemenang Pemilu merupakan pilihan yang ditentukan sendiri oleh rakyat Palestina," kata Menlu.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006