Los Angeles (ANTARA) - Para pakar kesehatan masyarakat memperingatkan bahwa Amerika Serikat (AS) kehabisan waktu untuk membendung wabah cacar monyet saat hampir 3.000 kasus terkonfirmasi cacar monyet dilaporkan di negara itu.

Negara Bagian New York melaporkan kasus terbanyak dengan 900 kasus, diikuti oleh California dengan 356 kasus, dan Florida dengan 247 kasus, menurut data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS.

Mengingat terhambatnya tes di AS, angka kasus cacar monyet yang dilaporkan kemungkinan lebih rendah dari jumlah sebenarnya, menurut para pakar kesehatan.

CDC mengonfirmasi dua kasus cacar monyet pada anak-anak pada Jumat (22/7). Salah satu dari kasus tersebut adalah seorang balita yang merupakan warga California, sedangkan satu kasus lainnya adalah bayi yang bukan penduduk AS.

Para pejabat kesehatan masyarakat sedang menyelidiki bagaimana anak-anak itu terinfeksi. CDC mengatakan bahwa kedua kasus itu tidak berkaitan dan mungkin merupakan hasil penularan di rumah tangga.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional pada Sabtu (23/7).

Para pakar kesehatan masyarakat memperingatkan bahwa AS mencapai masa kritis untuk membendung merebaknya wabah cacar monyet.

"Kita menyia-nyiakan waktu," ujar Anne Rimoin, seorang profesor epidemiologi di Fielding School of Public Health di University of California, Los Angeles.
 
   "Setiap hari, saat kita tidak terus mendorong maju (upaya) di segala sisi, semakin kecil peluang kita untuk dapat membendungnya," katanya


Pejabat AS sudah memperluas pengadaan tes dan menyediakan puluhan ribu vaksin. Namun, persediaan yang terbatas tidak sesuai dengan permintaan, kata pejabat kesehatan.

"Kita jauh tertinggal dalam banyak aspek, termasuk tes cepat dan akses pengobatan untuk pasien yang mungkin membutuhkan pengobatan," ujar Preeti Malani, spesialis penyakit menular di University of Michigan, kepada National Public Radio.

Para pakar meminta respons yang lebih besar dari pemerintah federal AS untuk membendung wabah tersebut. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022