Makassar (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, terus menggelorakan gerakan revolusi mental cinta menanam pohon dan bukan suka menebang.
Muhadjir Effendy di Makassar, Selasa, mengatakan sejauh ini begitu mudah seseorang menebang namun sulit menanam kembali sehingga mental seperti ini yang harus diubah untuk kebaikan bersama ke depan.
"Kita ajak setiap orang di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan untuk cinta menanam, bukan sebaliknya cinta menebang. Saya kira kelestarian atau penyelamatan alam bisa kita mulai khususnya dari Sulawesi Selatan," katanya pada acara Penanaman 10 Juta Pohon di Kampus Unhas Makassar.
Ia menjelaskan, sampai saat ini penebangan pohon yang dilakukan sudah begitu banyak tapi dilain pihak tidak memikirkan efek yang akan dirasakan termasuk terjadinya pemanasan global.
Baca juga: Menteri PMK minta Sulsel lestarikan pohon Mahoni dan Eboni
Selain itu, siklus hidup pohon untuk bisa mencapai ukuran begitu lama bahkan hingga puluhan tahun, sehingga setiap orang harus mulai mengubah mental agar lebih menyukai menanam pohon dibandingkan menebangnya.
"Sesuai instruksi Presiden bahwa mulai tahun ini, untuk mahasiswa baru ataupun siswa baru, supaya diwajibkan membawa dan menanam pohon. Ini juga sudah sesuai dengan kebijakan Gubernur Sulsel yang mewajibkan siswa baru menanam pohon," ujarnya.
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, mengatakan ini merupakan tahun kedua pelaksanaan kebijakan tanam pohon bagi siswa baru tingkat SMA.
"Kita punya program lima pohon per siswa. Kita terus lakukan secara berkesinambungan karena saya minta dijaga per tiga tahun, ada aplikasi difoto per tahunnya. Paling penting jangan hanya ditanam, namun harus dirawat dan dijaga," ujarnya.
Kepala Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Sulsel Andi Hasbi Nur, mengatakan setiap siswa menanam pohon mulai pada saat masuk, dan dipelihara selama tiga tahun. Ini salah satu bentuk untuk mendukung masalah tutupan kawasan hutan di Sulsel.
Baca juga: Menko PMK: 2 juta pohon telah ditanam melalui program GNRM
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022