Depok (ANTARA) - Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Ari Kuncoro, menyatakan UI telah menjalin kerja sama dengan 26 institusi di Belanda yang mencakup banyak skema, termasuk program double degree, pertukaran pelajar dan staf, hingga penelitian bersama.
"Kerja sama antara UI dan Belanda menjadi salah satu bentuk kolaborasi untuk mengatasi tantangan global," kata Ari Kuncoro di kampus UI Depok, Senin.
Menurut dia, keterlibatan Indonesia dalam penyelenggaraan Presidensi G20 memunculkan potensi penuh dari kolaborasi global serta membawa Indonesia pada realitas terkait masalah global yang dihadapi umat manusia.
Sebagai institusi pendidikan tinggi, UI percaya bahwa kolaborasi dalam bidang pengetahuan, penelitian, sains, dan budaya dengan mitra dari seluruh dunia mampu menjadi media dalam mengatasi tantangan global.
Baca juga: Tiga mahasiswa UI lolos seleksi pertukaran mahasiswa ke Jepang
Baca juga: Pemkot Madiun raih penghargaan sebagai kota tata kelola limbah dari UI
"Kolaborasi ini diharapkan menumbuhkan semangat saling pengertian dan membuka peluang baru. Pelajar dan peneliti yang terlibat juga diharapkan mampu memahami permasalahan yang ada di sekitar dalam perspektif yang berbeda," katanya.
Menurut dia, penting untuk memberikan penelitian yang berdampak bagi masyarakat. Oleh karena itu, membangun koneksi adalah kunci memperkuat jaringan dalam kolaborasi.
Sementara itu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda, Robbert Dijkgraaf menyatakan pentingnya pengetahuan sebagai solusi permasalahan global.
Hal tersebut dikatakan ketika memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia (UI) yang bertajuk “Making Lives Better: Giving Opportunities to Knowledge”.
Robbert Dijkgraaf menekankan pentingnya memanfaatkan pengetahuan sebagai upaya menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Ada empat kunci utama yang disebutkan Dijkgraaf untuk mencapai tujuan ini, yaitu hubungan yang kuat antara sains dan masyarakat, kolaborasi penelitian dasar dan penelitian fundamental, utilitas dan penerapan pengetahuan, serta kerja sama internasional.
Menurut Dijkgraaf, untuk menciptakan hubungan yang kuat antara sains dan masyarakat, penelitian sains harus dapat diaplikasikan di masyarakat. Peneliti harus melihat kebutuhan masyarakat saat menentukan topik penelitian.
Ini dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan bermanfaat dan tepat sasaran sehingga jarak antara masyarakat dan peneliti dapat dihilangkan. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan non-governmental organization juga diperlukan untuk mengembangkan hasil penelitian agar manfaatnya dapat disebarkan secara luas.*
Baca juga: UI umumkan tiga kota berkelanjutan terbaik di Indonesia
Baca juga: Dekan FIA UI: Mahasiswa tingkatkan kompetensi sesuai kebutuhan zaman
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022