Warga harus mewaspadai gelombang tinggi yang bisa mencapai 2 meter atau lebih di perairan NTB

Lombok Tengah, NTB (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga mewaspadai gelombang tinggi mencapai dua meter di wilayah Selat Lombok bagian utara dan selatan, Selat Sape hingga Samudra Hindia di Nusa Tenggara Barat

"Warga harus mewaspadai gelombang tinggi yang bisa mencapai 2 meter atau lebih di perairan NTB," kata prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Bandara Zainuddin Abdul Madjid, Lombok, Aprilia Mustika Dewi dalam keterangan tertulisnya di Praya, Minggu.

BMKG juga menyatakan ada risiko terhadap pelayaran dampak dari gelombang tinggi, sehingga para nelayan diharapkan tidak pergi melaut untuk mencegah kecelakaan akibat cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi dalam pekan ini.

Baca juga: BMKG: Waspada gelombang tinggi hingga 6 meter di perairan Indonesia

Baca juga: BMKG: Hujan diprakirakan meliputi sebagian kota besar Indonesia

Warga pengguna jasa angkutan dan penyeberangan laut atau yang berencana beraktivitas di pesisir maupun di wilayah perairan sekitar NTB diminta tetap waspada terhadap dampak gelombang tinggi yang terjadi.

Terpisah, Rajak salah satu nelayan di Desa Selong Belanak, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah mengatakan angin dan gelombang tinggi saat ini masih terjadi di wilayah perairan NTB, sehingga hasil tangkapan para nelayan mulai berkurang. Meskipun terjadi gelombang dan angin kencang, sebagian para nelayan tetap pergi melaut untuk mencari ikan.

"Selama masih terjadi angin kencang dan gelombang, hasil tangkapan pasti berkurang," katanya.

Hasil tangkapan para nelayan berkurang sejak bulan Juli dan diprediksi hingga bulan Agustus. Setelah itu diperkirakan angin kencang, gelombang tinggi di wilayah perairan NTB berkurang.

"Biasanya sampai Agustus angin kencang dan gelombang di perairan NTB terjadi," katanya.

Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah Sorong

Baca juga: BMKG deteksi 15 titik panas di Kaltim

Pewarta: Akhyar Rosidi
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022