mengusulkan program aplikasi bernama Waduk Waring

Jakarta (ANTARA) - Saat pagi hari tiba di sebuah pojok Kota Jakarta, tampak aktivitas sejumlah generasi muda mendaftarkan diri di sebuah meja registrasi. Kawula muda yang hadir berpenampilan layaknya hendak melamar kerja dengan berbusana rapih, berwajah serius, cemas, atau bahkan seolah-olah sedang memikirkan sesuatu yang besar layaknya menyongsong masa depan.

Saat dihampiri, ternyata para generasi muda itu merupakan finalis gelaran "Smart Water Hackathon" yang digelar Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta pada sektor pengelolaan air bersih, PAM JAYA.

Baca juga: PAM JAYA: "Smart Water Hackathon" transformasi digital layanan air

Sebanyak 100 pemuda berkolaborasi selama dua hari pada akhir pekan ini untuk menyusun dan membuat terobosan program atau aplikasi teknologi informasi (information technology/IT) yang nantinya akan dimanfaatkan oleh PAM JAYA untuk menjalankan pengelolaan dan pelayanan air bersih di seluruh wilayah Jakarta.

Direktur Utama PAM JAYA Arief Nasrudin mengatakan bahwa inti dari kegiatan Smart Water Hackathon adalah kolaborasi. PAM JAYA memiliki banyak talenta hebat di bidang IT sehingga ingin mendorong peran generasi muda dalam berinovasi untuk masa depan air perpipaan di Jakarta.

Ratusan talenta digital muda akan memeras otak dan tenaganya selama 24 jam non-stop menggunakan komputer jinjing (laptop) demi menghasilkan sebuah program aplikasi IT yang tidak hanya berkontribusi penting bagi performa PAM JAYA, namun juga menentukan bagaimana pengelolaan air bersih di Jakarta pada masa mendatang.

Sejumlah peserta tampak berdiskusi dalam pembuatan program IT pada gelaran Smart Water Hackathon di Jakarta, Sabtu (23/7/2022). Selama dua hari para peserta membuat atau mengembangkan program aplikasi IT yang diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan layanan air bersih Jakarta. ANTARA/Aji Cakti/aa.
Baca juga: PAM JAYA siapkan pipa air bersih terkait aturan zona bebas air tanah

Layanan cerdas air

Penyelenggaraan Smart Water Hackathon tidak terlepas dari upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam meningkatkan pengelolaan dan pelayanan air bersih di Jakarta secara efektif dan efisien.

Smart Water Hackathon merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya air bersih secara cerdas atau smart water management melalui digitalisasi atau lebih dikenal sebagai transformasi digital di sektor sumber daya air.

Penerapan smart water management memungkinkan pengelolaan terpadu seluruh potensi kawasan sungai dan menjaga kelestarian lingkungan untuk mendukung pembangunan daerah yang strategis, seperti daerah metropolitan.

Pemprov DKI Jakarta yang menjadi barometer nasional memfokuskan Jakarta sebagai kota perdagangan dan jasa berskala global, setelah ibu kota negara pindah ke Kalimantan Timur pada masa mendatang.

Jakarta selama ini memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sekitar 17-18 persen, dan jika nantinya bersama kawasan Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi maka akan memberikan kontribusi lebih besar lagi sekitar 24 persen atau hampir seperempat dari PDB nasional.

Terkait hal ini, Pemprov DKI Jakarta harus menyediakan pelayanan terbaik bagi masyarakat, salah satunya pelayanan air bersih. Saat ini cakupan layanan air bersih terhadap masyarakat Jakarta baru 65 persen, dan pada 2030 cakupan layanan ditargetkan mencapai 100 persen.

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda Provinsi DKI Jakarta Afan Adriansyah Idris menuturkan terdapat beberapa kebijakan kunci pelayanan air bersih. Pertama, layanan air bersih perpipaan bisa menembus dan menjangkau sejumlah wilayah di Jakarta yang selama ini belum terjamah.

Kedua, penyesuaian tarif otomatis di mana dengan kebijakan ini seluruh masyarakat Jakarta yang mampu maupun tidak mampu secara ekonomi bisa menjangkau akses dan layanan air bersih dengan tarif yang sangat terjangkau. Masalah air bukan hanya berbicara mengenai komersialisasi, ada aspek keadilan bagi seluruh masyarakat.

Kemudian upaya pencegahan penurunan tanah Jakarta melalui penyediaan dan perluasan layanan air bersih perpipaan. Penurunan tanah ini disebabkan oleh penggunaan air tanah yang tidak terkendali oleh masyarakat. Pemprov DKI Jakarta akan melakukan kontrol terhadap hal tersebut melalui aturan zonasi bebas air tanah.

Sejumlah bangunan yang memenuhi dua kriteria, yakni lebih dari delapan lantai, memiliki luasan lantai lebih dari 5.000 meter persegi, dan daerahnya sudah terdapat layanan air bersih maka tidak diizinkan lagi untuk memanfaatkan air tanah.

Aturan zonasi bebas air tanah ini akan diberlakukan mulai 1 Agustus 2023 dengan mencakup 9 kawasan yakni Kawasan Industri Pulo Gadung, Kawasan Mega Kuningan, Kawasan Rasuna Epicentrum, Kawasan SCBD Sudirman, Kawasan Kuningan, Kawasan Medan Merdeka, Kawasan Asia Afrika, Kawasan Menteng, dan Kawasan Tanah Abang.

Baca juga: Pemprov DKI: "Smart Water Hackathon" munculkan inovasi anak bangsa

Peserta mengamati secara serius komputer laptop mereka pada kegiatan Smart Water Hackathon di Jakarta, Sabtu (23/7/2022). Selama dua hari para peserta Smart Water Hackathon membuat atau mengembangkan program aplikasi IT yang diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan layanan air bersih Jakarta. ANTARA/Aji Cakti/aa.

Libatkan Milenial

Guna mewujudkan pengelolaan dan pelayanan air bersih sebagaimana ditetapkan melalui tiga kebijakan kunci Pemprov DKI, PAM JAYA menggelar Smart Water Hackathon sebagai salah satu upaya dari bagian untuk mewujudkan hal tersebut.

Hal terpenting dari gelaran Smart Water Hackathon ini adalah pelibatan talenta digital milenial untuk berperan lebih besar dalam membantu mewujudkan transformasi digital layanan air bersih Jakarta.

Talenta digital harus menghadapi delapan tantangan yang diberikan dalam kompetisi ini, yakni pembacaan meter, pembayaran/tagihan, sambungan baru, pemantauan kualitas air, tur virtual, edukasi air, penanganan keluhan, dan Non-Revenue Water (NRW).

Tantangan ini tidak terlepas dari upaya PAM JAYA yang akan memulai melakukan layanan langsung dan melakukan pengelolaan air bersih Jakarta secara penuh serta mandiri pada 2023. Dengan demikian Smart Water Hackathon ini diharapkan menjadi salah satu langkah besar dalam pekerjaan transformasi digital PAM JAYA.

Tranfsormasi digital memiliki banyak manfaatnya bagi masyarakat. Misalnya dalam konteks eksploitasi air tanah, dari sistem meter reading atau pengukuran bisa melihat kewajaran gedung-gedung dalam menggunakan air terutama terkait eksploitasi air tanah.

Untuk mewujudkan transformasi digital ini, para finalis Smart Water Hackathon datang dengan membawa usulan dan rancangan program IT yang diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi digitalisasi layanan air bersih Jakarta.

Salah satunya Guido Ariasatya bersama kedua rekannya dari UPN Veteran yang tergabung dalam tim Pamvenger mengusulkan program aplikasi bernama Waduk Waring.

Menurut mahasiswa semester akhir jurusan sistem informasi tersebut, aplikasi ini berisi tentang edukasi air dan fitur yang memprediksi kualitas air. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat DKI Jakarta memiliki pemahaman mengenai air bersih misalnya daerah-daerah mana saja yang memiliki air bersih.

Sedangkan peserta lainnya, yakni Thomas dari jurusan Informatika Universitas Gunadarma bersama kedua rekannya yang tergabung dalam tim Needjob ASAP membuat fitur chatbot.

Fitur ini ditujukan untuk menangani keluhan, saran dan pertanyaan dari masyarakat Jakarta terkait layanan air bersih PAM JAYA. Selama ini Thomas dan kedua rekannya melihat fitur chatbot belum ada di layanan PAM JAYA dan masyarakat banyak menyampaikan keluhan dan pertanyaan melalui akun sosial media PAM JAYA.

Dengan adanya fitur chatbot ini maka para pengguna PAM JAYA bisa mengajukan pertanyaan dan keluhan langsung selama 24 jam. Fitur ini juga diharapkan dapat mempersingkat alur penanganan keluhan dan pertanyaan masyarakat sekaligus meningkatkan pelayanan air bersih PAM JAYA.

Baca juga: PAM Jaya fokus penyediaan suplai air Pesanggrahan-Ciliwung pada 2022

Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2022