Sumatera Selatan (ANTARA) - Pemanfaatan moda transportasi kereta api ringan atau LRT telah menjadi sebuah tren tersendiri bagi kalangan pelajar dan mahasiswa di Kota Palembang, Sumatera Selatan.
Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan Dedik Tri Istiantara di Palembang, Sabtu, mengatakan kalangan pelajar jenjang SMP-SMA serta mahasiswa telah mendominasi jumlah keterisian penumpang, yaitu mencapai hingga sekitar 70 persen dari seluruh penumpang.
Ia mengemukakan, Balai Pengelola Kereta Api Ringan mengoperasikan 88 perjalanan LRT per hari mulai dari Stasiun Bandara ke pemberhentian terakhir di Stasiun DJKA sesuai jam operasional pukul 06.00 WIB - 20.36 WIB.
Dari puluhan perjalanan tersebut, lanjutnya, diketahui jumlah penumpang LRT mencapai 7-8 ribu orang per hari pada hari biasa.
Kemudian, kata dia, jumlah tersebut meningkat pada akhir pekan atau Sabtu-Minggu menjadi belasan ribu orang penumpang bahkan lebih, yakni tercatat pernah mencapai 28 ribu orang penumpang per hari pada hari libur lebaran Idul Fitri 1443 H.
“Total keseluruhan penumpang LRT sebanyak 1,5 juta orang per Juni 2022. Capaian itu sekaligus telah melampaui target penumpang pada tahun ini. Hasil survei kami 70 persen penumpang itu adalah pelajar,” kata Dedik saat ditemui di Stasiun Ampera dalam perayaan HUT ke-4 tahun LRT Sumatera Selatan.
Menurut dia, mendominasinya pemanfaatan LRT oleh kalangan pelajar tersebut didorong dengan adanya optimalisasi pelayanan yang memudahkan penumpang.
Balai Kereta Api Ringan bekerja sama dengan Dinas Perhubungan dan Dinas Pendidikan Sumatera Selatan memberikan kartu langganan LRT kepada pelajar dan mahasiswa sebanyak 1.500 buah yang dapat dimanfaatkan sebagai alat pembayaran (tap-cash).
Kemudian, mengadakan sosialisasi Edu-trip (Education Trip) bergilir ke setiap sekolah se-Sumatera Selatan terkait LRT dan manfaatnya, termasuk sosialisasi penerapan protokol kesehatan saat berada di trainset (kereta LRT).
“LRT sudah menjadi tren bagi pelajar, tentu pelayanan akan terus ditingkatkan lagi. Seperti nantinya ada pemberian kartu pelanggan dan sarana penyediaan lahan parkir di stasiun yang masih belum memadai,” kata dia.
Ia menyebutkan kartu pelanggan itu ditargetkan bisa dimiliki semua segmentasi penumpang di antaranya mencakup aparatur sipil negara, lanjut usia, bahkan masyarakat umum untuk mempermudah pembayaran tiket tanpa perlu ke loket.
“Setiap pemilik kartu pelanggan itu tentu pastinya ada potongan harga yang sedang kami bahas. Tidak beda jauh dari yang diberikan pada pelajar yang hanya keluarkan uang senilai Rp25 ribu per bulan untuk naik LRT,” ujarnya, mengaku optimistis dari peningkatan pelayanan itu penumpang LRT hinggga akhir tahun 2022 ini mencapai 3 juta orang.
Seorang penumpang LRT Dian Ramadhini (19 tahun) mengatakan kerap naik LRT bersama dengan teman-temannya khususnya untuk bepergian ke mal pada akhir pekan.
Mahasiswi Universitas Bina Dharma itu mengaku lebih memilih LRT ketimbang ojek daring ataupun kendaraan pribadi untuk menghindari kemacetan lalu lintas jalan raya kota Palembang saat hari libur.
“Sering saat akhir pekan, kalau biasa saya naik mobil. Rasanya ya lebih modern saja, gak kepanasan, solusi kalau jalanan macet dan bisa merasakan suasana Palembang sudah menjadi kota besar dan maju dari ketinggian,” kata Dian..
Sementara itu, Widya (20) menyarankan akan lebih baik bila setiap stasiun LRT dilengkapi fasilitas parkir kendaraan yang memadai untuk meningkatkan kenyamanan para penumpang dari kalangan mahasiswa.
Baca juga: KAI optimalkan penggunaan LRT Sumsel, dukung GNKAU Kemenhub
Pewarta: Muhammad Riezko Bima Elko
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022