Menurut Maria, contoh nyata tersebut perlu diberikan agar anak-anak tidak hanya mengetahui bentuk-bentuk nilai antikorupsi, tetapi juga dapat menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Kalau kita memang benar-benar ingin mereka (anak-anak) tidak cuma sekadar tahu nilai-nilai antikorupsi, tetapi juga menjalankan, itu sebenarnya tantangannya ada di pendidiknya untuk memberikan contoh nyata. Itu yang harus digarap,” ujar dalam diskusi daring Ngobrol Santai Antikorupsi bertajuk Anak Jujur, Anak Hebat, Anak Antikorupsi, sebagaimana dipantau melalui siaran langsung di akun Instagram sahabaticw, di Jakarta, Sabtu.
Lebih lanjut, Maria menyampaikan bahwa contoh nyata penerapan nilai-nilai antikorupsi bukan merupakan hal-hal yang baru, melainkan nilai-nilai moral yang telah ada di tengah kehidupan masyarakat sejak dulu.
Untuk anak, kata dia, contoh-contoh penerapan nilai-nilai antikorupsi itu harus disampaikan oleh orang tua ataupun guru dengan cara dan bahasa sederhana yang bisa mereka pahami.
Contohnya adalah terkait dengan kejujuran sebagai salah satu dari sembilan nilai antikorupsi. Saat ada tamu berkunjung ke rumah namun orang tua tidak ingin menemuinya, mereka tidak sepatutnya menyuruh anak-anak untuk menyampaikan kepada tamu tersebut bahwa orang tuanya sedang tidak ada di rumah.
Lalu berkenaan dengan nilai antikorupsi lainnya yakni disiplin, guru dapat memberikan contoh kepada anak mengenai hal tersebut dengan senantiasa datang tepat waktu ke sekolah.
“Ada pula contoh perilaku tidak menyerobot antrean yang perlu diajarkan oleh orang tua ataupun guru kepada anak-anaknya. Menyerobot antrean itu berarti mengambil hak orang lain. Itu yang harus dicontohkan kepada anak,” tambah Maria.
Baca juga: SPAK: Ibu punya kesempatan sosial yang besar sebar nilai antikorupsi
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2022