Surabaya (ANTARA News) - Realisasi penawaran sukuk ritel Indonesia yang rencananya dilakukan Februari dimajukan mulai hari ini, dengan penawaran harga sukuk ritel dipatok Rp1 juta per unit dan minimal pembelian lima unit atau sama seperti pembelian Obligasi Ritel Indonesia (ORI).
"Penawaran sukuk ritel ini, kami buka hari ini sampai 20 Februari 2009 pukul 10.00 WIB," kata Kepala Subdirektorat Analisis Keuangan dan Pasar Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Direktorat Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Departemen Keuangan RI, Fatati Sriwahyuni, kepada ANTARA, Jumat.
Menurut dia, penerbitan sukuk ritel ini adalah diversifikasi instrumen dengan memperluas basis investor individu sehingga menjadi alternatif investasi bagi masyarakat.
"Pemerintah tidak menetapkan target penjualan dalam penerbitan sukuk ritel ini, apalagi sukuk ritel tersebut sifatnya masih "trial" (uji coba). Hal ini tergantung pada seberapa banyak yang bisa diserap oleh para agen penjual," ujarnya.
Ia menjelaskan, penerbitan sukuk ritel tersebut adalah upaya pemerintah dalam mencari pembiayaan untuk menutupi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2009.
"Dalam penawaran sukuk ritel ini, kami menggandeng 13 agen penjual yang terdiri dari pihak perbankan umum, syariah, dan perusahaan efek," katanya.
Agen penjualnya adalah Bank Syariah Mandiri, Bank Mandiri, Citibank NA, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Bank International Indonesia, Danareksa Sekuritas, Trimegah Securities, CIMB-GK Securities Indonesia, Andalan Artha Advisindo Sekuritas, Reliance Securities, Anugerah Securindo Indah, Bahana Securities, dan BNI Securities.
Sementara itu, Humas Departemen Keuangan, Edi Effendi menilai, potensi pertumbuhan investasi sektor ritel di Jawa Timur menempati posisi kedua setelah Jakarta.
Bahkan, krisis keuangan global 2008 belum bisa menggoyahkan eksistensi sektor ritel di daerah tersebut. Artinya, kondisi di provinsi ini cukup berpeluang untuk dijadikan bidikan sukuk ritel.
"Sementara itu, terkait dengan penerbitan ORI tahun 2009, pemerintah berencana melakukannya pada semester kedua 2009," katanya. (*)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009