Jakarta (ANTARA) - dr. Citra Amelinda, Sp.A, M.Kes, IBCLC yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan pola asuh responsif menjadi pola asuh yang paling ideal untuk tumbuh kembang anak-anak bisa optimal.
Dokter spesialis anak itu menjelaskan pola asuh responsif merupakan kombinasi antara dua pengasuhan yang sebelumnya sudah dikenal yaitu authoritarian dan neglect parenting.
"Pola asuh responsif ini bisa dibilang yang terbaik untuk saat ini. Posisinya ada di tengah di antara pengasuhan model otoriter dan permisif," kata Citra dalam acara virtual bersama Tokopedia, Jumat.
Baca juga: Syarat "daycare" yang baik menurut Kak Seto
Baca juga: Ketahui minat dan bakat anak dari caranya bermain
Adapun untuk pola asuh authoritarian atau otoriter merupakan pola asuh yang menjadikan orang tua sebagai fokus utamanya.
Biasanya anak-anak dididik mengikuti semua aturan dan juga keinginan orang tuanya berdasarkan pengalaman turun temurun yang sudah diberikan.
Anak-anak yang tumbuh dengan pola asuh ini cenderung takut berkomunikasi dengan hangat kepada orang tuanya dan terkadang kurang dapat memaksimalkan potensi dirinya.
Selanjutnya untuk pola asuh permisif atau dikenal juga dengan istilah neglect parenting biasanya bertumpu hanya pada keinginan anak.
Orang tua cenderung mengikuti semua permintaan anak dan pada akhirnya ada aspek-aspek penting seperti kedisiplinan dan keteraturan yang tidak bisa dimiliki anak karena orang tua tidak memperhatikan kebutuhan utama anak.
Akhirnya anak cenderung dimanjakan dan tidak bisa mengembangkan talenta dan potensinya untuk bisa belajar menjadi pribadi yang mandiri.
"Jadi memang pola asuh yang terbaik itu yang model responsif, berada di tengah tidak terlalu otoriter tapi juga tidak terlalu memanjakan anak," kata Citra.
Pola asuh responsif dapat membentuk karakter anak untuk tetap seimbang dari segi kedisiplinan, keteraturan, hingga aspek kreativitas.
Baik orang tua maupun anak terlibat menjalankan pola asuh ini karena anak dapat mengutarakan pendapatnya dan orang tua dapat membantunya menghadirkan keputusan-keputusan.
Dengan demikian anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang kuat tidak hanya secara fisik tapi juga mental ketika masuk ke lingkungan yang sesungguhnya di luar keluarganya.
Baca juga: Hal mistis di "The Sacred Riana 2" dan beda skincare pria dan wanita
Baca juga: Buku seri terbaru "Kenali Emosi" hadir dalam rangka Hari Anak Nasional
Baca juga: Yang perlu dilakukan orang tua untuk cegah kekerasan seksual pada anak
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022