Cirebon (ANTARA News) - Salah satu dari sejumlah travo di Sub Stasion I Bagian Utilities atau Pensuplai Listrik pada Pertamina Unit Pengolahan (UP) VI Balongan Indramayu, Jumat meledak sehingga memutuskan suplai listrik untuk produksi bahan bakar minyak di Kilang Minyak Balongan. Informasi tentang meledaknya salah satu bagian travo listrik itu dibenarkan Staf Humas Pertamina UP VI Balongan, Bino Bowo, Jumat sore, dan ia menjelaskan bahwa akibat gangguan itu proses produksi minyak menjadi terhenti. "Memang ada gangguan pada power yang belum diketahui penyebabnya, dan diperkirakan produksi akan kembali normal tanggal 20 Maret mendatang," katanya. Sementara itu sumber ANTARA di Bagian Utilities mengungkapkan, ledakan yang memunculkan pijaran api dan diduga akibat arus pendek itu menyebabkan karyawan bagian power berlarian keluar, dan seketika itu pula pasokan listrik untuk proses produksi dan perkantoran terputus. Akibat kejadian itu pasokan listrik untuk sekitar 600 ribuan rumah di Komplek Pertamina Bumi Patra menjadi terhenti, dan baru pada Jum`at sore pasokan listrik kembali normal. "Teknisi sudah mulai melakukan perbaikan sejak siang dan sore hari tadi. Aliran listrik ke perumahan sudah bisa normal kembali," katanya. Menurut dia, segera setelah listrik mati total, Emergency Diesel Generator berkekuatan 3,4 megawatt kembali difungsikan untuk menggerakkan pembangkit listrik yang berkekuatan 22 Megawatt itu. Setelah pembangkit kembali normal, baru arus listrik digabungkan dengan jaringan yang lebih besar. Ia menjelaskan, di UP VI Balongan terdapat lima pembangkit listrik dengan daya masing-masing 22 Megawatt, dan yang mengalami kecelakaan hanya satu dari lima pembangkit listrik itu. "Kegagalan satu pembangkit akhirnya memutuskan seluruh pasokan listrik, dan produksi terpaksa dihentikan," katanya. Upaya meningkatkan daya listrik sampai penuh 110 megawatt dilakukan secara bertahap sehingga memerlukan waktu beberapa hari untuk memfungsikannya kembali proses produksi minyak secara normal. UP VI Balongan yang dulu bernama Proyek Exor mulai beroperasi sejak Juni 1994, dan pada tahun 2005 sudah bisa memproduksi 31,3 juta barrel bahan bakar minyak.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006