"Ada tanda-tanda pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia, dan kemungkinan peristiwa ini menjadi salah satu operasi dengan jumlah kematian tertinggi di Rio de Janeiro," kata kantor pembela umum negara bagian itu dalam sebuah pernyataan.

Rio de Janeiro (ANTARA) - Sedikitnya tiga orang tewas pada Kamis (21/7) dalam serangan besar-besaran oleh polisi di daerah kumuh padat penduduk di Rio de Janeiro, kata polisi militer negara bagian.

Kematian itu terjadi lewat konfrontasi berdarah terbaru di kota terbesar kedua di Brazil itu.

Tim taktis dari polisi sipil dan militer Rio de Janeiro menggerebek kompleks Alemao untuk membongkar organisasi yang diduga melakukan tindak kriminal yang dicurigai terlibat dalam pencurian kargo dan perampokan bank.

Kelompok itu juga diduga merencanakan serangan ke daerah kumuh pesaingnya, kata polisi militer dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan itu menyebutkan sekitar 400 petugas terlibat, dengan dukungan dari empat pesawat dan 10 kendaraan lapis baja. Setidaknya tiga orang tewas, katanya: satu petugas polisi, dan dua tersangka penjahat. Seorang wanita juga terluka.

Laporan yang belum dikonfirmasi itu menunjukkan jumlah korban tewas bisa meningkat secara signifikan.

"Ada tanda-tanda pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia, dan kemungkinan peristiwa ini menjadi salah satu operasi dengan jumlah kematian tertinggi di Rio de Janeiro," kata kantor pembela umum negara bagian itu dalam sebuah pernyataan.

Pasukan polisi negara bagian Rio secara teratur melakukan penggerebekan mematikan di daerah kumuh kota yang luas.

Presiden Jair Bolsonaro telah lama mendukung taktik dengan kekerasan oleh polisi dalam memerangi kejahatan terorganisir, dengan mengatakan gerombolan kriminal harus "mati seperti kecoak."

Setelah penggerebekan, penduduk setempat terlihat membawa orang-orang yang terluka ke bagian belakang kendaraan untuk dibawa ke rumah sakit sementara polisi mengawasi.

Gilberto Santiago Lopes, dari Komisi Hak Asasi Manusia Anacrim, mengatakan polisi menolak membantu.

"Kami harus mengangkut mereka dengan truk minuman, dan kemudian mengidentifikasi penduduk setempat di mobil mereka untuk membawa orang-orang yang terluka ke rumah sakit," katanya.

"(Polisi) tidak bertujuan untuk menangkap mereka, mereka bertujuan untuk membunuh mereka, jadi jika mereka terluka, mereka pikir mereka tidak pantas mendapatkan bantuan."

Polisi militer menolak mengomentari pernyataan mereka.

Warga sekitar pun marah dan berteriak ke polisi.

"Kami takut tinggal di sini," teriak seorang warga setelah penggerebekan. "Di mana kami? Afghanistan? Dalam perang? Di Irak? Jika mereka menginginkan perang, kirim mereka ke Irak."

Sumber: Reuters

Pewarta: Mulyo Sunyoto
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2022