Jika Anda tidak membutuhkan bensin, maka Anda tidak perlu minyak mentah untuk membuat bensin, dan itulah matematika yang membunuh minyak mentah saat ini
New York (ANTARA) - Harga minyak anjlok lebih dari tiga dolar AS per barel pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena stok bensin AS yang lebih tinggi dan setelah kenaikan suku bunga Bank Sentral Eropa (ECB) memicu kekhawatiran permintaan, sementara kembalinya pasokan minyak dari Libya dan dimulainya kembali aliran gas Rusia ke Eropa melonggarkan pembatasan pasokan.
Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus menetap di 103,86 dolar AS per barel, tergelincir 3,06 dolar AS atau 2,9 persen. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Agustus merosot 3,53 dolar AS atau 3,5 persen, menjadi ditutup pada 96,35 dolar AS per barel.
Kedua kontrak acuan jatuh lebih dari lima dolar AS di awal sesi.
Bensin berjangka AS menetap di 3,15 dolar AS, kehilangan 13 sen atau 3,8 persen menyusul lonjakan 3,5 juta barel komoditas dalam penyimpanan pekan lalu, data pemerintah AS menunjukkan pada Rabu (20/7/2022), jauh melebihi perkiraan analis.
"Jika Anda tidak membutuhkan bensin, maka Anda tidak perlu minyak mentah untuk membuat bensin, dan itulah matematika yang membunuh minyak mentah saat ini," kata Direktur Eksekutif Energi Berjangka Mizuho, Robert Yawger.
Volume perdagangan berjangka minyak juga tipis dan harga bergejolak karena para pedagang berusaha untuk menyesuaikan permintaan energi yang lebih lemah dengan pasokan yang lebih ketat akibat hilangnya barel Rusia setelah invasi negara itu ke Ukraina.
Baca juga: Saham melemah, dipicu aliran gas Rusia angkat euro
Aliran melalui pipa gas alam Nord Stream 1 Rusia, yang mengalir di bawah Laut Baltik ke Jerman, sebagian dilanjutkan setelah ditutup untuk pemeliharaan pada 11 Juli. Pipa tersebut telah berjalan dengan volume yang dikurangi menyusul perselisihan yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.
"Dimulainya kembali aliran gas Nord Stream tampaknya memunculkan gambaran sikap yang lebih mendamaikan di pihak Rusia terkait pergerakan lanjutan minyak mentah dan produk ke Eropa dalam beberapa minggu/bulan mendatang," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.
Bank Sentral Eropa pada Kamis (21/7/2022) bergabung dengan banyak bank sentral lainnya dalam menaikkan suku bunga, dengan fokus pada memerangi inflasi yang tidak terkendali daripada penurunan ekonomi, yang dapat membebani permintaan minyak.
Bank sentral Jepang mempertahankan suku bunga yang sangat rendah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi yang terhenti.
Pada Rabu (20/7/2022) National Oil Corp (NOC) Libya mengatakan produksi minyak mentahnya telah dilanjutkan di beberapa ladang minyak setelah pencabutan force majeure pada ekspor minyak pekan lalu.
Pengurangan aliran di salah satu arteri ekspor minyak utama Kanada, pipa Keystone, hanya akan berdampak kecil pada pengiriman minyak, kata para analis.
Baca juga: Penurunan harga minyak berlanjut karena stok bensin AS lebih tinggi
Baca juga: Minyak jatuh lebih dari satu dolar di Asia jelang data persediaan AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022