Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Anak RSUP Kariadi Semarang, Jawa Tengah dr. Fitri Hartanto, Sp.A (K) mengatakan bahwa setiap orang tua harus mencermati 1.000 hari kehidupan pertama (HPK) guna menghindari terbentuknya gangguan perilaku pada seorang anak.
“Golden period inilah harus kita waspadai karena sel-sel otak membangun jaringan-jaringan yang sensitif, membangun sirkuit jaringan otak yang lebih kuat,” kata Fitri dalam Webinar Bersama Kerabat Seri IV yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Fitri menuturkan masa 1.000 HPK merupakan fase kritis dari kehidupan seorang anak manusia. Dalam masa 1.000 HPK, pertumbuhan sel-sel dalam otak anak bisa terbentuk dengan sangat cepat.
Seperti saat anak lahir misalnya, pertumbuhan otak hanya mencapai sekitar 25 persen. Namun begitu anak menginjak usia dua tahun, maka pembentukan mengalami percepatan hingga 80 persen. Sedangkan pada usia lima tahun akhir, akan berkurang kembali menjadi hanya sebesar 15 persen.
Sayangnya, tak jarang demi menghindari anak terkena kekerdilan (stunting), orang tua lebih mementingkan pemberian gizi. Padahal, pola asuh yang salah juga akan menyebabkan anak mengalami gangguan perilaku yang berlanjut sampai usia dewasa.
Baca juga: PKK: Peringati Hari Anak Nasional 2022 dengan tingkatkan gizi anak
Menurutnya, pola asuh yang salah mengakibatkan keluarnya hormon stressor sehingga anak akan memiliki gangguan perilaku. Oleh sebab itu, orang tua harus bisa memahami dan mengoptimalkan jaringan otak anak dengan memenuhi kebutuhan stimulasi, nutrisi dan kasih sayang.
“Tidak bisa anak stunting kita hanya beri nutrisi saja supaya kembali normal, tidak akan bisa karena kita harus membangun ini menjadi jaringan yang optimal,” kata dia.
Orang tua juga harus memahami, kata dia, bahwa tidak hanya 1.000 HPK saja yang patut dicermati. Dua fase lain yang harus diperhatikan dengan telaten dan serius adalah fase pembukaan yang terjadi saat anak berusia 0-6 bulan dan fase sensitif yakni ketika anak memasuki usia 0-6 tahun.
Walaupun demikian, pola asuh yang diberikan tetap harus diimbangi dengan pemberian asupan gizi yang tepat, supaya jaringan dalam otak tumbuh maksimal.
“Untuk membangun ini perlu tenaga dari nutrisi, ini penting supaya otak bisa optimal perkembangannya. Ini juga dipengaruhi oleh hormon-hormon yang berasal dari kasih sayang dari orang tua,” ucap Fitri yang juga Konsultan Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial itu.
Sementara itu, Ketua Umum TP-PKK Pusat Tri Tito Karnavian menyatakan bahwa stunting merupakan suatu permasalahan kompleks yang lebih dari sekadar masalah gizi pada anak.
Dibutuhkan kerja sama holistik dari seluruh pihak supaya baik pemenuhan gizi melalui makanan sehat yang mengandung karbohidrat, protein hewani, lemak dan vitamin sampai dengan pola asuh yang diberikan melalui belaian, pelukan dan kasih sayang keluarga dapat terealisasikan pada anak sebaik mungkin.
“Anak dengan asupan gizi yang baik dan tepat akan tumbuh lebih pesat dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang baik. Namun selain gizi yang baik, perkembangan anak yang baik juga membutuhkan kehangatan, kasih sayang, belaian, pelukan dan kesempatan untuk mencoba hal baru agar dapat berkembang secara maksimal,” kata Tri.
Baca juga: Buku seri terbaru "Kenali Emosi" hadir dalam rangka Hari Anak Nasional
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022