Intermediasi yang membaik terutama pada kredit produktif, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi, serta pada sebagian besar sektor ekonomi

Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan kredit atau intermediasi perbankan terus meningkat hingga mencapai 10,66 persen pada Juni 2022 jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

"Intermediasi yang membaik terutama pada kredit produktif, yaitu kredit modal kerja dan kredit investasi, serta pada sebagian besar sektor ekonomi," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur bulan Juli 2022 dengan cakupan triwulanan yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.

Dari sisi penawaran, ia menyebutkan standar penyaluran kredit perbankan tetap longgar, terutama di sektor industri, perdagangan dan pertanian seiring dengan perbaikan persepsi risiko kredit.

Sementara dari sisi permintaan, pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut, yang tercermin dari perbaikan penjualan terutama di sektor perdagangan dan industri. Perbaikan kinerja tersebut meningkatkan kemampuan membayar dan belanja modal korporasi, serta meningkatkan permintaan pendanaan dari korporasi.

Pertumbuhan kredit UMKM juga tercatat meningkat sebesar 17,37 persen (yoy) pada Juni 2022.

Dalam upaya mengakselerasi pemulihan intermediasi guna memperkuat momentum pemulihan ekonomi, BI terus mendorong perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada sektor prioritas dan inklusif, serta memperkuat sinergi dengan pemerintah, otoritas lainnya, dan dunia usaha.

"Dengan memperhatikan perkembangan dan upaya yang dilakukan tersebut, pertumbuhan kredit pada 2022 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya, menjadi dalam kisaran sembilan persen sampai 11 persen (yoy) dengan kecukupan likuiditas perbankan yang tetap terjaga," ungkapnya.

Selain peningkatan intermediasi perbankan, Perry menuturkan ketahanan sistem keuangan tetap terjaga yang tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan Mei 2022 tetap tinggi sebesar 24,67 persen dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tetap terjaga, yakni 3,04 persen (bruto) dan 0,85 persen (neto).

Pada Juni 2022, Dana Pihak Ketiga (DPK) pun tercatat tumbuh sebesar 9,13 persen (yoy).


Baca juga: BI: Penyaluran kredit baru tumbuh positif pada triwulan II
Baca juga: Wamenkeu minta perbankan perbanyak akses kredit ke UMKM
Baca juga: OJK sebut kredit perbankan tumbuh 9,1 persen pada April

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022