Jakarta (ANTARA News) - Motif unjuk rasa di Abepura yang berakhir dengan bentrokan dan tewasnya empat aparat keamanan pada Kamis (16/3) masih sebatas soal keberadaan PT Freeport di Timika, dan belum ada hal lain, kata Wakil Kepala Divisi Hubungan Masyarakat (Kadiv Humas) Mabes Polri, Brigjen Pol. Anton Bachrul Alam. "Motif peristiwa itu tetap tentang keberadaan PT Freeport, yang bermula dari insiden penutupan jalan menuju areal pertambangan oleh warga yang kemudian berkembang ke seluruh Indonesia," kata Anton di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan, sejauh ini belum ada motif lain, seperti soal Pemilihan Kepala Daeraj (Pilkada), pemekaran wilayah atau motif tuntutan merdeka. Dikatakannya, bentrokan yang menewaskan tiga anggota polisi dan satu anggota TNI AU itu bermula dari penutupan jalan di depan Universitas Cenderawasih (Uncen), Abepura, selama dua hari sehingga menyebabkan lalu lintas terganggu. "Penutupan jalan ini mengganggu kepentingan umum sehingga kami memutuskan harus membuka blokade jalan. Sebelumnya pun ada negosiasi melibatkan anggota DPRD dan pejabat lain namun tidak juga berhasil," ujarnya. Ia mengatakan, polisi pun melakukan pendekatan persuasif untuk membuka jalan, namun massa malah menyerang polisi dengan bersenjatakan batu, bom molotov dan tindakan anarkhis lain. "Anggota kita tidak seimbang, karena hanya berbekal tongkat dan tameng saja. Karena tidak mampu mengendalikan massa, polisi mundur dan saat itulah, ada polisi yang dianiaya hingga jatuh korban tewas," ujarnya. Setelah mundur dan ada polisi dianiaya, baru muncul bantuan personel yang dibekali dengan gas dan peluru hampa sehingga situasi mulai bisa dikendalikan dan berhasil menangkap 57 orang. Dalam pemeriksaan 57 orang itu, ia mengemukakan, lima diantaranya ditetapkan sebagai tersangka, sedangkan lainnya masih menjalani pemeriksaan secara intensif. Di antara tersangka terdapat nama Celvius Bobbi (Ketua Front Pepera Papua Barat). Dua pimpinan kelompok massa lain masih buron, yakni Yan Manderas (Ketua Senat FISIP Uncen) dan Cosmal Yual (Ketua Parlemen Jalanan). Polisi terus mencari Yan dan Cosmal sebab dianggap bertanggungjawab dalam menggerakkan massa yang berakhir anarkhis. Polisi masih terus mencari orang yang diduga terlibat dalam bentrokan baik yang menyebabkan polisi tewas ataupun luka-luka akibat terkena lemparan batu. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006