Mulai 11 hingga 22 Juli 2022, kegiatan Ekspedisi Sungai Batang Hari merupakan bagian dari penyelenggaraan Kenduri Swarnabumi, yakni suatu rangkaian kegiatan susur budaya melayu Jambi sebagai upaya pemajuan dan pelestarian kebudayaan di Daerah Aliran

Jambi (ANTARA) - Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek) melakukan Ekspedisi Sungai Batanghari dengan tujuan untuk menjaga dan melestarikan cagar budaya serta berbagai objek pemajuan kebudayaan di sepanjang sungai terpanjang di Sumatera tersebut.

"Mulai 11 hingga 22 Juli 2022, kegiatan Ekspedisi Sungai Batanghari merupakan bagian dari penyelenggaraan Kenduri Swarnabumi, yakni suatu rangkaian kegiatan susur budaya melayu Jambi sebagai upaya pemajuan dan pelestarian kebudayaan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Hari," kata Dirjen Kebudayaan Kemendikbudrsitek Hilmar Farid, di Jambi Kamis.

Ekspedisi Sungai Batanghari bukan hanya program pemerintah pusat saja, namun merupakan gerakan bersama daerah guna merawat dan menyebarluaskan tradisi yang hidup di sepanjang aliran sungai itu.

Sementara itu Direktur Perfilman, Musik, dan Media Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, yang juga melepas keberangkatan tim Ekspedisi Sungai Batanghari mengatakan, dari kegiatan ini akan diteliti dan diinventarisasi segala tradisi maupun peninggalan fisik cagar budaya di sepanjang DAS.

Ia menyebutkan, Ekspedisi Sungai Batanghari adalah alih pengetahuan kepada generasi muda agar mengenal potensi budaya Melayu yang ada sehingga menumbuhkan kepekaan merawatnya dan kegiatan ini menjadi upaya pemajuan kebudayaan.

Diharapkan masyarakat menyadari peradaban yang ada dan menjadi suatu budaya di daerah yang dilalui Sungai Batanghari dan sebagai informasi

Selama Ekspedisi Sungai Batanghari akan diselenggarakan pula penampilan festival ekspresi budaya daerah yang disinggahi tim ekspedisi.

Selain itu diisi pula dengan praktik ekskavasi dan diakhiri dengan seminar bertopik "Sungai BatangHari Dulu, Kini, dan Nanti". Perjalanan Ekspedisi Sungai Batang Hari kali ini mengusung tema "Menyusur Sungai, Merekat Ketersambungan Warisan Budaya Indonesia".

Tim ekspedisi ini melibatkan antara lain peneliti, akademisi, komunitas dan penggiat budaya, mahasiswa, serta tokoh masyarakat daerah.

Kegiatan diharapkan dapat menghubungkan kembali masyarakat dengan peradaban di DAS Batanghari, menjadi sebuah gerakan kebudayaan untuk mengingatkan kembali ingatan masyarakat tentang pentingnya sungai dalam kehidupan sehingga harus meletakkan kebudayaan di hulu pembangunan.

Titik awal pemberangkatan Ekspedisi Sungai Batanghari dimulai dari Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat dan berakhir di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi.

Sementara itu Ketua Sanggar Seni Kuali Mas Kelompok Sadar Wisata Negeri Pamuncak dan Komunitas Sejarah Tebo, Supriono mengatakan, dirinya ikut serta dalam tim Ekspedisi Sungai Batanghari mengatakan melalui kegiatan seperti ini akan membuka pemahaman bahwa sebagian besar hulu kebudayaan Indonesia bermula dari DAS Batanghari.

“Kami berharap program seperti ini terus berkelanjutan sebab memiliki tujuan mulia. Program ini menggalakkan lagi budaya, tradisi, tingkat daerah peradaban Melayu yang selama ini mungkin terlupakan. Dari kegiatan ini dapat ditindaklanjuti bertahap supaya memberikan hasil positif bagi pemajuan kebudayaan,” katanya.

Melalui ekspedisi ini akan tampak wujud perhatian dan solidaritas antara pemerintah dan masyarakat untuk bekerjasama menjaga budaya Melayu sehingga merekatkan ketersambungan warisan masa lampau, demikian Supriono.


Baca juga: Gubernur Jambi ajak masyarakat jaga Sungai Batanghari

Baca juga: Susur Sungai Batanghari meriahkan Festival Candi Muaro Jambi

Baca juga: Gerakan Sungai Batanghari Bersih didukung BWSS VI Jambi

Baca juga: Lomba melukis Sungai Batanghari tanamkan kepedulian pada generasi muda

Pewarta: Nanang Mairiadi
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022