Singapura (ANTARA) - Harga minyak sedikit lebih rendah di awal perdagangan Asia pada Kamis pagi, karena kekhawatiran permintaan melebihi pasokan global yang ketat setelah data pemerintah AS menunjukkan permintaan bensin lesu selama puncak musim mengemudi musim panas.

Minyak mentah berjangka Brent turun 37 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 106,55 dolar AS per barel pada pukul 00.03 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) berkurang 33 sen atau 0,3 persen, menjadi diperdagangkan di 99,55 dolar AS per barel.

Harga minyak telah bergejolak karena para pedagang harus menyesuaikan pasokan global yang lebih ketat akibat hilangnya barel Rusia menyusul invasi negara itu ke Ukraina, dengan kekhawatiran resesi yang dapat melemahkan permintaan energi.

Persediaan bensin AS naik 3,5 juta barel pekan lalu, data pemerintah menunjukkan pada Rabu (20/7/2022), jauh melebihi perkiraan analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 71.000 barel.

Produk yang dipasok bensin - proksi untuk permintaan - sekitar 8,5 juta barel per hari, atau sekitar 7,6 persen lebih rendah dari waktu yang sama tahun lalu, data menunjukkan.

"Kami memperkirakan minyak berjangka Brent turun ke 100 dolar AS per barel pada kuartal keempat 2022, menyiratkan penurunan moderat dari level saat ini," analis komoditas Commonwealth Bank Vivek Dhar mengatakan dalam sebuah catatan.

Di Libya, National Oil Corp mengatakan produksi minyak mentah telah dilanjutkan di beberapa ladang minyak, setelah mencabut force majeure pada ekspor minyak pekan lalu.

Namun, menambah kekhawatiran pasokan, salah satu arteri ekspor minyak utama Kanada, pipa Keystone, beroperasi pada tingkat yang lebih rendah untuk hari ketiga pada Rabu (20/7/2022), operator TC Energy mengatakan dalam sebuah pernyataan, saat perbaikan berlanjut pada fasilitas listrik pihak ketiga di South Dakota.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022