Pemerintah AS telah meminta Korea Selatan untuk menginformasikan pada akhir Agustus apakah negara tersebut akan berpartisipasi dalam "Chip 4", yakni aliansi cip yang dipimpin AS untuk mengatasi berbagai isu rantai pasokan semikonduktor, menurut laporan media di Korea Selatan, yang mengutip beberapa sumber di Washington yang tidak disebutkan identitasnya.
Sebagai respons terhadap langkah AS itu, Zhao dalam sebuah konferensi pers harian mengatakan bahwa tingkat globalisasi dan kolaborasi industri yang tinggi di antara berbagai negara telah mendorong kemajuan teknologi cip yang berkelanjutan dan cepat. Pembentukan dan perkembangan rantai industri dan rantai pasokan cip global merupakan hasil dari aturan pasar dan pilihan perusahaan.
Namun demikian, AS telah berulang kali menyalahgunakan kekuasaan negaranya, memolitisasi isu-isu ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan perdagangan, terlibat dalam "diplomasi paksaan", dan berupaya mendorong pemisahan (decoupling) industri, yang merusak aturan perdagangan internasional dan memecah pasar global, kata Zhao.
"Pada saat ekonomi global terintegrasi secara mendalam, langkah AS yang semacam itu justru bertentangan dengan arus. Langkah tersebut tidak disambut dan pada akhirnya akan berakhir dengan kegagalan,"ujarnya.
"Kami berharap pihak-pihak terkait akan menjunjung tinggi posisi yang objektif dan adil, mengingat kepentingan jangka panjang mereka sendiri dan prinsip pasar yang adil dan setara, serta lebih berupaya untuk memastikan stabilitas rantai industri dan rantai pasokan cip global," lanjut Zhao.
Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022