Jakarta (ANTARA) - Deputy Director Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2022 bisa mencapai 5,5 persen secara year on year (yoy).
Eko mengatakan pertumbuhan ini didorong oleh momentum libur lebaran yang membuat mobilitas masyarakat relatif meningkat. Ditambah, aktivitas mudik yang membuat pergerakan transportasi meningkat signifikan.
"Pergerakan orang dan transportasi selama triwulan II relatif meningkat dan menuju normal, dibanding triwulan II tahun lalu," ujar Eko saat dihubungi oleh Antara, Rabu.
Apabila pertumbuhan ekonomi kuartal II mencapai angka itu, lanjut dia, akan muncul optimisme perekonomian yang berpengaruh terhadap kurs rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), indeks keyakinan konsumen dan indeks tendensi bisnis.
Baca juga: BI ingatkan kembali risiko stagflasi, ancam pertumbuhan ekonomi
"Pengaruhnya ke optimisme perekonomian," ujar Eko.
Namun, ia tidak memungkiri kedepan tetap akan ada risiko ekonomi dari peningkatan angka inflasi. Hal ini bisa berasal dari inflasi komponen bergejolak, inflasi inti serta inflasi harga-harga yang diatur oleh pemerintah.
Selain itu, tambah dia, nilai tukar rupiah ke depan masih akan menghadapi tekanan seiring agresivitas kenaikan suku bunga oleh The Fed. Lalu, risiko resesi global juga dapat menurunkan permintaan ekspor.
"Meskipun Indonesia kemungkinan tidak akan mengalami resesi di tahun ini," ujar Eko.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II di kisaran 4,8 hingga 5,3 persen (yoy) yang didukung membaiknya konsumsi rumah tangga, investasi, hingga ekspor dan impor.
Baca juga: Celios: Kinerja ekspor dorong pertumbuhan ekonomi kuartal II
Baca juga: Kemenkeu harap kenaikan ekspor topang pertumbuhan ekonomi triwulan II
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022