Masyarakat masih khawatir menjadi korban kekerasan dan kejahatan terorisme.

Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko menekankan pentingnya keterlibatan universitas dan kampus dalam meriset terkait dengan penanganan psikis dan mental masyarakat yang terdampak konflik.

Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara dalam seminar kebangsaan di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah, Rabu.

"KSP juga akan mendorong BNPT dan pemda berperan lebih aktif dalam menangani masalah ini," kata Moeldoko dalam keterangan resmi diterima di Jakarta, Rabu.

Dalam seminar kebangsaan itu, mahasiswa tampak antusias menyampaikan aspirasinya terkait dengan isu-isu nasional kepada Moeldoko.

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UKSW Irvan Tri Manulang mengawali dengan isu konflik sosial keagamaan yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah.

Ia menyebutkan bahwa masyarakat masih mengalami trauma dan tidak berani melakukan kegiatan perayaan keagamaan, seperti Lebaran dan Natal.

"Masyarakat masih khawatir menjadi korban kekerasan dan kejahatan terorisme," kata Irvan dalam diskusi itu.

Menanggapi hal itu, Moeldoko mengatakan bahwa situasi tersebut menjadi masukan bagi KSP untuk segera mengambil langkah perbaikan.

Selain isu konflik sosial keagamaan, sejumlah mahasiswa juga memberikan perhatian terhadap persoalan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan, kemiskinan, dan pemberdayaan UMKM.

"Saya senang dan bangga mendapat masukan seperti ini. Bukan saling menyalahkan, melainkan memperbaiki bersama. Apalagi, pemerintahan sekarang terbuka terhadap masukan masyarakat. Saya pastikan pemerintah akan menindaklanjuti apa yang kalian suarakan," kata dia.

Baca juga: KSP bersama pakar bahas inovasi produksi padi antisipasi krisis pangan
Baca juga: Moeldoko: Peluang resesi kecil bukti fundamental ekonomi kuat

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022