Jakarta (ANTARA) - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan memamerkan produk-produk dari mitra binaannya dalam pameran Road to G20 di Bali.

Beragam produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berorientasi ekspor yang telah menjadi mitra binaan Coaching Program For New Exporters (CPNE) sejak 2017 hingga sekarang dan juga beberapa debitur UMKM, ditampilkan di hadapan seluruh delegasi negara yang menjadi anggota G20.

"Program ini memiliki tujuan untuk menciptakan eksportir baru dan memajukan komoditas ekspor suatu daerah. LPEI bangga bisa berpartisipasi dalam ajang bersejarah ini," kata Direktur Eksekutif LPEI Rijani Tirtoso dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

UMKM yang ikut dalam pameran tersebut diantaranya Maharani Craft, yang menawarkan keunikan yang premium untuk kerajinan yang berfungsi sebagai hiasan untuk rumah (home décor). Produk Maharani Craft telah berhasil ekspor produk mereka ke Amerika Serikat, Arab Saudi, Mesir, Jepang dan Korea Selatan.

Lalu ada UD Kamasan, yang bergerak dalam bidang Industri pengecoran logam atau uang kepeng dan asesoris lainnya yang memiliki nilai seni. Industri uang kepeng kamasan Bali itu berhasil melakukan ekspor ke Malaysia.

Selanjutnya, Runa Jewelry, yang memproduksi kerajinan berbahan dasar perak. Runa berhasil mengekspor produknya berupa aksesoris ke Jepang, Amerika Serikat, Inggris dan Italia. Kemudian ada UMKM CV Dharma Siadja yang berdiri sejak 1940 yang memproduksi handicraft atau hiasan rumah khas adat Bali dengan kualitas tinggi dan berhasil mencuri perhatian negara-negara di Amerika dan Eropa.

Lalu, ada PT Arum Jaya Perdana, yang menghasilkan produk ramah lingkungan berupa sedotan bambu yang terbuat dari bambu alami dan diproses secara alami. Produk Arum saat ini telah berhasil di ekspor ke Inggris dan Singapura.

Selain itu, ada Bali Tangi dari Desa Padangsambian Kaja, Denpasar, yang merupakan produsen peralatan spa yang menggunakan bahan-bahan herbal. Produk yang ditawarkan antara lain berupa essential oil, natural body scrub dan telah diekspor ke Australia.

Mitra LPEI lainnya yang turut hadir dalam pameran Road to G20 adalah PT Asia Garment Internasional dari Denpasar, yang memproduksi sarung batik buatan tangan, kain batik, pakaian batic leisure dengan 100 persen rayon dan 100 persen bahan katun yang saat ini telah diekspor ke tiga negara, yaitu Amerika Serikat, Inggris dan Italia.

Selain pelaku usaha berasal dari Bali, LPEI pun membawa pelaku usaha dari Yogyakarta dan sekitarnya yaiti Shiroshima, yang merupakan peserta CPNE tahun 2022 dan merupakan brand fashion yang menjadikan batik sebagai pakaian ready to wear dengan menggabungkan unsur tradisional dan modern kontemporer.

Kemudian, ada UMKM Haveltea dari Malang yang merupakan pembuat minuman yang berasal dari campuran daun teh murni dengan rempah-rempah dan juga buah-buahan. Metode dalam membuat produknya mendukung dampak ekonomi yang lebih baik terhadap petani lokal dan perempuan yang tinggal di sekitar pabrik Haveltea.

Lalu Wastraloka yang merupakan peserta CPNE sejak 2017 asal Klaten yang memproduksi berbagai macam produk kebutuhan rumah tangga dengan menggunakan bahan olahan berasal dari limbah pintu kulkas. Produk Wastraloka saat ini telah diekspor ke beberapa diantaranya Australia, Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, Hongkong dan UEA.

"Kami berharap produk-produk UMKM yang di tampilkan pada pameran Road to G20 ini dapat menarik perhatian dari para delegasi negara-negara sahabat, sehingga dapat mencerminkan kekuatan Indonesia untuk bangkit dalam menghadapi pandemi dengan semangat dan positif," kata Rijani.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2022