Beijing/Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham Asia memperpanjang reli global pada awal perdagangan Rabu, karena laba perusahaan AS yang kuat dan perkiraan dimulainya kembali pasokan gas Rusia ke Eropa membantu mengangkat sentimen dan meredakan kekhawatiran resesi, sementara dolar terperosok ke dekat posisi terendah dua minggu.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang melompat 1,1 persen di awal perdagangan Asia, didorong oleh kenaikan 1,5 persen ASX 200 Australia yang kaya sumber daya, kenaikan 1,1 persen indeks KOSPI Korea Selatan, kenaikan 1,5 persen indeks Hang Seng Hong Kong dan lonjakan 2,1 persen indeks Nikkei Jepang.

Indeks S&P 500 berjangka juga menguat 0,3 persen, sementara Nasdaq berjangka menguat 0,4 persen.

Saham-saham AS ditutup dengan kenaikan tajam pada Selasa (19/7) karena lebih banyak perusahaan bergabung dengan bank-bank besar dalam melaporkan laba yang mengalahkan perkiraan, menawarkan kelonggaran kepada investor yang khawatir tentang inflasi lebih tinggi dan kenaikan suku bunga Federal Reserve yang merusak laba perusahaan.

Netflix Inc memperkirakan akan kembali ke pertumbuhan pelanggan pada kuartal ini, setelah penurunan pelanggan yang lebih kecil dari perkiraan pada kuartal kedua. Sahamnya melambung 8,0 persen dalam perdagangan setelah jam kerja.

Baca juga: Saham Asia bergerak lebih rendah, ikuti penurunan di Wall Street

S&P 500 naik 2,8 persen, sementara Komposit Nasdaq yang sarat teknologi terangkat 3,1 persen pada Selasa (19/7).

"Selain reli yang dipimpin teknologi di ekuitas, aliran berita utama sebagian besar tentang Eropa juga telah mengangkat euro kembali di atas 1,02 dengan imbal hasil inti Eropa juga secara luas lebih tinggi," kata Rodrigo Catril, Ahli Strategi Senior Valas di NAB, dalam sebuah catatan penelitian.

Sebuah laporan Reuters bahwa Bank Sentral Eropa mempertimbangkan kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan Kamis (21/7), dua kali lipat kenaikan yang diperkirakan banyak pelaku pasar, membantu euro mengumpulkan persentase kenaikan satu hari terbesar dalam sebulan.

Mata uang tunggal naik 0,1 persen menjadi 1,0231 dolar di awal perdagangan Asia pada Rabu.

Sumber juga mengatakan kepada Reuters bahwa aliran gas Rusia melalui pipa Nord Stream 1 diperkirakan dimulai kembali tepat waktu pada Kamis (21/7) setelah selesainya pemeliharaan terjadwal, mengurangi kekhawatiran investor tentang pasokan gas ke Eropa.

"Jadi ini merupakan malam yang positif terhadap risiko, tetapi kekhawatiran resesi tentu saja belum hilang dan rebound ekuitas selama seminggu terakhir dapat mencerminkan pemulihan dari level oversold dan level pesimisme yang ekstrem," kata Catril dari NAB.

Bank sentral Jepang juga akan memberikan keputusan kebijakan pada Kamis (21/7/2022), tetapi diperkirakan tidak akan membuat perubahan apa pun pada sikap ultra-longgarnya.

Pada Rabu (19/7/2022), dolar sedikit berubah terhadap mata uang utama lainnya, mendekam di dekat posisi terendah dua minggu di tengah meredanya ekspektasi bahwa The Fed akan menggunakan kenaikan 100 basis poin pada pertemuan minggu depan.

Pasar masih memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin dari The Fed untuk mengendalikan inflasi yang panas.

Baca juga: Saham Asia naik ikuti Wall Street jelang kenaikan suku bunga ECB

Bagian kurva imbal hasil AS yang diawasi ketat tetap terbalik pada Rabu (17/7/2022), dengan imbal hasil dua tahun di 3,2353 persen, sedikit berubah dari penutupan sebelumnya di 3,3210 persen.

Imbal hasil acuan pada obligasi pemerintah AS 10-tahun berdiri di 3,0265 persen dibandingkan dengan penutupan 3,019 persen pada Selasa (19/7/2022).

Di pasar komoditas, harga minyak tertekan oleh upaya bank-bank sentral global untuk menjinakkan inflasi dan melampaui perkiraan peningkatan persediaan minyak mentah AS karena permintaan produk melemah.

Minyak mentah AS turun 0,59 persen menjadi diperdagangkan di 103,6 dolar AS per barel, sementara minyak mentah Brent turun 0,36 persen menjadi diperdagangkan di 106,95 dolar AS per barel.

Emas spot tetap lemah diperdagangkan di 1.711 dolar AS per ounce.

Baca juga: Saham Asia berakhir jatuh karena perlambatan China guncang investor

Baca juga: Saham Asia menguat ketika investor bersiap untuk data inflasi AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022