Jakarta (ANTARA) - Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira mengatakan kinerja ekspor yang dominan disumbangkan oleh batu bara, CPO, nikel maupun baja akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2022.
"Sumbangannya cukup besar dari harga komoditas batu bara, CPO, nikel, industri baja yang turut menyumbang devisa dan pertumbuhan ekspor," ujar Bhima saat dihubungi oleh Antara di Jakarta, Selasa.
Meskipun pemerintah melarang ekspor CPO selama tiga minggu pada kuartal II, menurut dia, hal ini tidak berpengaruh signifikan karena saat ekspor dibuka kembali harga CPO di pasar internasional masih relatif tinggi.
Selain itu, Bhima mengatakan faktor pendorong pertumbuhan lainnya adalah membaiknya kinerja sektor pengolahan yang ditandai dengan kenaikan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur pada Mei dan Juni tahun ini.
"Jadi belanja bahan bakunya cukup meningkat signifikan," ujar Bhima.
Baca juga: Kemenkeu harap kenaikan ekspor topang pertumbuhan ekonomi triwulan II
Ia melanjutkan bahwa momen libur Idul Fitri juga mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal II. Mobilitas masyarakat yang relatif longgar menyebabkan konsumsi rumah tangga naik signifikan.
Kemudian, kebijakan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) bagi pegawai swasta maupun negeri yang terbukti mampu mendorong daya beli masyarakat juga memberikan kontribusi kepada konsumsi.
Dengan berbagai dorongan itu, Bhima memproyeksikan ekonomi pada kuartal II bisa tumbuh sebesar 4,9 persen secara year on year (yoy) atau masih berada pada kisaran pemerintah.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan konsumsi rumah tangga, investasi, hingga ekspor dan impor akan menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal II di kisaran 4,8 persen-5,3 persen.
Baca juga: Surplus perdagangan tembus rekor, Airlangga: Pertumbuhan ekonomi nyata
Baca juga: Bank Dunia sebut Indonesia stabil jaga perekonomian kisaran 5 persen
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022