"Tantangannya sampai dengan hari ini kita lagi upayakan bareng-bareng, kita temani untuk mencari alokasi pendanaannya," kata Trijoko dalam temu media yang diadakan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) di Jakarta, Selasa.
Dia menjelaskan terdapat beberapa komitmen internasional untuk mendukung upaya rehabilitasi mangrove, mengingat pentingnya ekosistem tersebut tidak hanya dalam isu hidrologis, tapi juga perubahan iklim.
Menurut dia, langkah selanjutnya adalah memastikan komitmen tersebut terpenuhi untuk mendukung upaya rehabilitasi mangrove.
Indonesia sendiri, katanya, terus mendorong berbagai kerja sama internasional untuk mendukung pengelolaan mangrove di Tanah Air.
Asisten Deputi Pengelolaan Perubahan Iklim dan Kebencanaan pada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Kus Prisetiahadi mengatakan Indonesia telah melakukan dan tengah menjajaki kerja sama tersebut.
Dia memberi contoh beberapa kerja sama yang telah dan sedang dijajaki dengan mitra internasional, seperti penandatanganan nota kesepahaman antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab untuk pengembangan mangrove yang dilakukan pada Februari 2022.
Dengan Singapura, katanya, telah ditandatangani nota kesepahaman mendukung perubahan iklim dan keberlanjutan pada Maret 2022 yang akan mengembangkan riset karbon biru sebagai solusi mitigasi perubahan iklim.
Selain itu, menurut dia, sdang dijajaki juga kerja sama antara RI dan Arab Saudi untuk rehabilitasi mangrove. Telah diajukan sembilan lokasi prioritas dengan total 150.000 hektare untuk rehabilitasi.
"Mereka sedang mempelajari kelayakannya berapa. Belum final, kita sedang tunggu," kata Kus.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022