New York (ANTARA) - Pemerintah Amerika Serikat kembali kewalahan menghadapi virus yang telah merenggut lebih dari sejuta nyawa warga AS seiring penyebaran pesat subvarian baru COVID-19 Omicron BA.5 di negara itu.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa infrastruktur kesehatan masyarakat di negara itu masih memiliki sejumlah celah, seperti dilansir The Boston Globe pada Minggu (17/7).

"Sebagai contoh, Amerika Serikat tertinggal jauh di belakang negara-negara setarafnya dalam hal pemberian vaksin dosis penguat (booster), dengan hanya sepertiga populasi yang telah mendapatkan setidaknya satu dosis booster," lanjut pemberitaan tersebut.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) lambat dalam mengeluarkan panduan efektif terkait BA.5, termasuk perlunya penerapan kembali aturan wajib masker, dan "negara-negara bagian juga ikut-ikutan lambat dalam penerapan aturan yang efektif," ungkap The Boston Globe.

"Sedangkan untuk Kongres, badan legislatif tersebut terus menolak Gedung Putih terkait dana yang diperlukan untuk terus melaksanakan riset COVID yang sangat dibutuhkan," urai laporan.

Rangkaian peristiwa yang terjadi belakangan ini seharusnya mendapatkan perhatian serius dari pemerintahan Joe Biden, ungkap laporan.

Laporan itu menambahkan bahwa "tidak saja karena menunjukkan ketidaksiapan AS untuk mengendalikan penyakit ini dalam jangka panjang, tetapi juga karena (rangkaian peristiwa tersebut) menggarisbawahi batasan dalam penanganan pandemi saat ini dalam beberapa bulan dan tahun ke depan."

Pewarta: Xinhua
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022