Jakarta (ANTARA News) - Dirut Bank Muamalat Indonesia, A Riawan Amin, meminta kepada pemerintah Indonesia untuk menyertakan modalnya ke dalam kepemilikan saham bank tersebut sehingga persentase kepemilikan lokal menjadi dominan daripada kepemilikan asing. "Kami sangat berharap, entah dengan skim apa, pemerintah bisa memiliki saham Bank Muamalat," katanya di sela-sela peluncuran kartu Shar-E di Bank Muamalat Jakarta, Kamis. Dia mengatakan saat ini persentase antara kepemilikan asing dan lokal di bank tersebut adalah 60:40, dengan pemegang saham asing berasal dari Kuwait, Arab Saudi dan organisasi Islamic Development Bank (IDB). "Saya cuma menghimbau penyertaan itu, terserah dalam bentuk apa saja, mau dalam bentuk cash, atau mau dalam bentuk fixed aset seperti gedung-gedung dari eks bank-bank yang ditutup atau bahkan dimerger dengan satu bank pemerintah," katanya. Dia mengatakan pada 2006 nanti, pihaknya mengincar pertumbuhan hingga mencapai 50 persen. Pada 2005, aset Bank Muamalat mencapai sekitar Rp7,5 triliun dengan rasio pembayaran terhadap modal (FDR) mencapai 100 persen dan pembiayaan yang macet (NPF) hanya 1,24 persen. Sedangkan Rasio Kecukupan Modal (CAR) bank tersebut mencapai 16,16 persen, tingkat pengembalian terhadap aset (ROA), 2,6 persen dan tingkat pengembalian terhadap modal (ROE), 19,05 persen. "Per Desember 2005, laba kita mencapai 160,48 miliar," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006