Jakarta (ANTARA) - Pernah berpredikat destinasi wisata popular, Provinsi Bamiyan, Afghanistan tengah, secara bertahap pulih dari situasi pascaperang untuk menarik para pelancong.
Namun, langkanya akomodasi menjadi masalah baru bagi kelanjutan masa depan destinasi wisata Bamiyan.
"Lebih dari 60.000 wisatawan telah mengunjungi Bamiyan dalam tiga bulan terakhir. Selama beberapa hari terakhir, jumlah pengunjung yang mendatangi kawasan patung Buddha raksasa setiap harinya meningkat mencapai 600 wisatawan," kata kepala lembaga informasi dan kebudayaan Bamiyan, Mawlawi Saifurahman Mohammadi, kepada Xinhua.
Mohammadi mengatakan jumlah pengunjung harian di Bamiyan melebihi 1.000 orang saat libur Idul Adha yang berlangsung selama tiga hari dan berakhir pada Senin lalu (11/7).
Pariwisata di sana sedang berkembang pesat dengan 500 mobil dan kendaraan membawa para pengunjung ke danau-danau Band-e-Amir yang cantik setiap harinya, serta sekitar 40.000 wisatawan, termasuk wisatawan mancanegara, telah mengunjungi Taman Nasional Band-e-Amir, kata Sayed Ismael, seorang pejabat di taman nasional tersebut.
"Sekitar 40.000 wisatawan telah mengunjungi danau-danau Band-e-Amir sejak Idul Fitri yang dimulai pada awal Mei, dan setiap harinya, kami menerima ribuan tamu di sini," ungkap Ismael kepada Xinhua.
Provinsi Bamiyan, dengan cuaca yang bersahabat, lanskap yang cantik, danau-danau Band-e-Amir, situs bersejarah, dan objek utama patung Buddha raksasa, pernah menjadi destinasi wisata popular hampir lima dekade yang lalu. Provinsi tersebut kini berupaya mengklaim kembali posisinya sebagai destinasi wisata seiring pulihnya perdamaian.
Namun, provinsi pegunungan itu masih belum mengakomodasi wisatawan dan tamu dengan baik karena sedikitnya jumlah hotel dan penginapan yang tersedia bagi para pengunjung.
Abdul Shah, yang baru-baru ini mengunjungi Bamiyan, mengatakan kepada Xinhua bahwa banyak wisatawan terpaksa tidur di mobil mereka atau di alam terbuka karena langkanya akomodasi pada pekan lalu.
Pria berusia 23 tahun yang datang bersama tunangannya dari Kota Mazar-i-Sharif di Afghanistan utara itu mengeluhkan bahwa buruknya fasilitas bisa menjadi masalah dalam pengembangan industri pariwisata di provinsi tersebut.
Sementara seorang pengunjung lainnya di Band-e-Amir bernama Sayed Milad menyatakan kegembiraannya saat berkunjung ke Bamiyan. "Saya dulu berenang di sini dan saya sangat menyukai segarnya air dan udara di sini," ujarnya.
"Saya sangat menyukai atmosfer yang hijau dan bersahabat di lingkungan yang damai saat mengunjungi banyak lanskap alam dan monumen bersejarah," kata Zahra dari Kabul. Namun, dia menambahkan bahwa industri pariwisata tidak akan berkembang jika otoritas tidak membangun fasilitas untuk mengakomodasi wisatawan.
Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2022