ke depan para peserta festival layang-layang tidak perlu lagi bayarDenpasar (ANTARA) - Perlombaan layang-layang Bali Kate Festival ke-44 tahun 2022 resmi dibuka dan diikuti sebanyak 819 klub yang terdiri dari 772 klub layangan tradisional dan kreasi, serta 47 peserta pindekan (baling-baling) di Denpasar, Minggu.
Lomba yang diinisiasi oleh Persatuan Layang-Layang Indonesia Pelangi Provinsi Bali ini dihadiri langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster pada hari kedua perlombaan yang dimulai sejak Sabtu (16/7).
Gubernur menilai festival layang-layang ini merupakan suatu karya budaya yang menjadi bagian dari kekayaan di Provinsi Bali, sehingga penting untuk dijaga sebagai warisan adi luhung dari leluhur.
Melalui gelaran ini, tak hanya dapat melahirkan para penggiat layangan, peminat untuk mengikuti festival, namun lebih jauh dapat berkontribusi dalam memajukan kebudayaan Bali sesuai Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali.
Koster mengapresiasi tinggi pihak penyelenggara dan peserta, mengingat perlombaan ini menjadi yang ke-44 kali diselenggarakan, hingga akhirnya dapat menjadi wadah kreativitas seni budaya para generasi muda serta turut menjadi daya tarik pariwisata Pulau Dewata.
Baca juga: Pecinta layangan gelar turnamen untuk meriahkan HUT 495 Jakarta
Baca juga: Meriahnya lomba layang-layang kreasi di Pantai Bayeman
Dalam perlombaan yang berlangsung di Pantai Padanggalak, Desa Kesiman, Denpasar ini, peserta wajib membayar Rp150 ribu untuk memperebutkan hadiah sebesar Rp50 juta.
"Tadi saya ngobrol sama Ketua Umum Pelangi Bali, katanya hadiah lomba ini Rp50 juta, maka untuk hadiah saya nyumbang sebesar Rp50 juta dan nanti selesai acara hadiahnya diserahkan di Jayasabha sambil menikmati Kopi Arak Tradisional Lokal Bali," kata Gubernur Bali di Denpasar, Minggu.
Selain itu dalam sambutannya di hadapan hampir seribu peserta Bali Kate 2022, Wayan Koster mengajak komunitas layangan untuk rutin menggelar perlombaan ini, secara berkelanjutan di setiap tahunnya.
Bahkan ia menyebut festival ke depan dapat dilaksanakan pada gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) dalam agenda Jantra Tradisi, mengingat juga Bali Kate Festival ini dirintis bersamaan dengan PKB pada 1978 silam.
"Sehingga ke depan para peserta festival layang-layang tidak perlu lagi bayar Rp150 ribu, karena nanti biayanya sudah ditanggung langsung dari Pemerintah Provinsi Bali yang menjadi satu kesatuan dengan PKB,” ujar Gubernur asal Buleleng tersebut.
Melihat antusias besar ini, Gubernur berharap kepada organisasi Pelangi agar konsisten dalam menjalankan organisasinya mulai dari hubungannya dengan pengurus hingga membangun kerja sama dengan semua pihak.
"Saya siap mendukung dan sesuai aspirasinya, saya sudah siapkan lahan 2 hektare untuk menjadi lokasi tempat fasilitas festival layang-layang di Kawasan Pusat Kebudayaan Bali, Klungkung, sehingga festival ini ke depan semakin bagus, semakin diminati, serta menjadi daya tarik pariwisata Bali,” kata Gubernur Bali.
Pada lomba itu ada empat jenis layangan yang diperlombakan, yaitu meliputi Layangan Tradisional Bebean, Janggan, Janggan Buntut, dan Pucukan.
Kemudian dengan menggunakan warna dasar Bali yaitu, merah, kuning, hitam, dan putih, serta menghadirkan tim juri yang berasal dari undagi dengan memberikan penilaian terhadap keindahan struktur harmonisasi layang-layang Bali, suara guwang, agem gerak, hingga menilai tata cara mengudara dan menurunkan layangan.
Baca juga: Berkunjung ke Museum Layang-Layang di pojokan Jakarta Selatan
Dalam perlombaan yang berlangsung di Pantai Padanggalak, Desa Kesiman, Denpasar ini, peserta wajib membayar Rp150 ribu untuk memperebutkan hadiah sebesar Rp50 juta.
"Tadi saya ngobrol sama Ketua Umum Pelangi Bali, katanya hadiah lomba ini Rp50 juta, maka untuk hadiah saya nyumbang sebesar Rp50 juta dan nanti selesai acara hadiahnya diserahkan di Jayasabha sambil menikmati Kopi Arak Tradisional Lokal Bali," kata Gubernur Bali di Denpasar, Minggu.
Selain itu dalam sambutannya di hadapan hampir seribu peserta Bali Kate 2022, Wayan Koster mengajak komunitas layangan untuk rutin menggelar perlombaan ini, secara berkelanjutan di setiap tahunnya.
Bahkan ia menyebut festival ke depan dapat dilaksanakan pada gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) dalam agenda Jantra Tradisi, mengingat juga Bali Kate Festival ini dirintis bersamaan dengan PKB pada 1978 silam.
"Sehingga ke depan para peserta festival layang-layang tidak perlu lagi bayar Rp150 ribu, karena nanti biayanya sudah ditanggung langsung dari Pemerintah Provinsi Bali yang menjadi satu kesatuan dengan PKB,” ujar Gubernur asal Buleleng tersebut.
Melihat antusias besar ini, Gubernur berharap kepada organisasi Pelangi agar konsisten dalam menjalankan organisasinya mulai dari hubungannya dengan pengurus hingga membangun kerja sama dengan semua pihak.
"Saya siap mendukung dan sesuai aspirasinya, saya sudah siapkan lahan 2 hektare untuk menjadi lokasi tempat fasilitas festival layang-layang di Kawasan Pusat Kebudayaan Bali, Klungkung, sehingga festival ini ke depan semakin bagus, semakin diminati, serta menjadi daya tarik pariwisata Bali,” kata Gubernur Bali.
Pada lomba itu ada empat jenis layangan yang diperlombakan, yaitu meliputi Layangan Tradisional Bebean, Janggan, Janggan Buntut, dan Pucukan.
Kemudian dengan menggunakan warna dasar Bali yaitu, merah, kuning, hitam, dan putih, serta menghadirkan tim juri yang berasal dari undagi dengan memberikan penilaian terhadap keindahan struktur harmonisasi layang-layang Bali, suara guwang, agem gerak, hingga menilai tata cara mengudara dan menurunkan layangan.
Baca juga: Berkunjung ke Museum Layang-Layang di pojokan Jakarta Selatan
Baca juga: 350 layang-layang dari Bali dan NTB semarakkan lomba virtual
Baca juga: Meriahnya lomba layang-layang kreasi di Pantai Bayeman
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022