Atambua (ANTARA News) - Uskup Atambua, Nusa Tenggara Timur (NTT) Mgr. Anton Pain Ratu, SVD, menyerukan kepada aparat penegak hukum untuk membebaskan mantan Wakil Panglima Pasukan Pejuang Integrasi (PPI) Timor Timur (Timtim), Eurico Guterres dari tuduhan melakukan pelanggaran HAM di Timtim.Seruan itu disampaikan Uskup Pain Ratu setelah selama lebih dari dua jam berbicara empat mata dengan Eurico Guterres di Istana Keuskupan Atambua, Kamis."Kami serukan pembebasan bagi Eurico Guterres atas semua tuduhan pelanggaran HAM (Hak azasi manusia) masa lalu di Timtim. Mantan Wakil PPI ini harus bebas, sama seperti orang lain yang dituduh melakukan pelanggaran HAM di Timtim masa integrasi namun oleh Mahkamah Agung dinyatakan bebas murni," katanya.Menurut pemimpin sekitar lima ribu umat Katolik di Kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara (TTU) ini, pembebasan Eurico dari semua tuduhan pelanggaran HAM itu sangat penting demi terciptanya keadilan dan perdamaian serta tegaknya HAM di Indonesia.Setelah MA mengumumkan bahwa Eurico Guterres dihukum sepuluh tahun penjara, kata dia, hati ribuan eks pengungsi Timtim di Kabupaten Belu dan TTU merasa terusik. Perasaan keadilan mereka terganggu dengan pengumuman itu.Menurutnya, hal ini dapat berakibat lanjut pada munculnya rasa ketidakpuasan rakyat kecil yang kini bermukim di berbagai kamp dan resettlement (pemukiman kembali)."Jika para hakim MA ingin agar tercipta keamanan di wilayah perbatasan NTT ini maka tegakkanlah keadilan dan perhatikanlah rasa keadilan rakyat. Tidak ada perdamaian tanpa keadilan," tegasnya.Uskup Pain Ratu mengatakan, jika pada beberapa pekan yang lalu, Eurico terpilih menjadi Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) NTT maka itu berarti banyak orang mengetahui kalau dirinya adalah orang baik yang patut dipercaya untuk memimpin sebuah partai politik.Pertemuan empat mata antara Uskup Pain Ratu dengan Eurico Guterres yang dimulai Pkl.09.00 Wita hingga Pkl.11.30 Wita itu berlangsung dalam suasana kekeluargaan dan keakrabatan. Tampak keceriaan menyelimuti wajah Eurico. Sering terdengar keduanya tertawa sambil meneguk minuman teh hangat yang secara khusus dihidangkan Uskup Pain Ratu kepadanya. Usai audiensi itu, Eurico langsung meninggalkan Istana Keuskupan Atambua menuju Kupang.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006