Tentu saja ini bisa menjadi benefit (manfaat) tersendiri bagi sektor bisnis,  seperti peningkatan produksi barang yang bisa didaur ulang....

Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Umum Kadin Koordinator Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta W. Kamdani menilai pendekatan ekonomi sirkular dapat menciptakan manfaat bagi sektor bisnis.

Menurut Shinta, ekonomi sirkular bukan semata-mata soal pengelolaan limbah dan sampah, tetapi pengelolaan proses produksi yang efisien dengan fokus pada upaya 3R (Reduce, Recycle, Reuse) yang secara otomatis bisa mengurangi penggunaan material yang berasal dari alam.

"Tentu saja ini bisa menjadi benefit (manfaat) tersendiri bagi sektor bisnis, seperti peningkatan produksi barang yang bisa didaur ulang, penurunan impor bahan baku-termasuk produk daur ulang impor penghematan bahan baku hingga menciptakan lapangan kerja baru," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Baca juga: KSP dorong industri terapkan ekonomi sirkular

Manfaat lainnya, lanjut Ketua B20 itu, yakni kontribusinya pada pengurangan emisi gas buang hingga penggunaan air, pengurangan beban bumi dengan konsumsi material dan energi dengan maksimalisasi sumber daya alam berulang kali hingga akhir siklus hidupnya.

Oleh karena itu, komitmen atas ekonomi sirkular secara langsung akan berkorelasi pada upaya pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia di mana Indonesia menargetkan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca pada tahun 2030 di angka 29 persen.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa penerapan sistem ekonomi sirkular dapat membawa manfaat besar bagi perekonomian Indonesia, termasuk bagi pendapatan domestik bruto atau PDB.

"Potensi ekonomi sirkular sangatlah besar. Di Indonesia sendiri, pendekatan sirkular dapat menghasilkan tambahan keseluruhan PDB sebesar Rp593.638 triliun," kata Airlangga saat membuka seminar "Blue, Green, and Circular Economy: The Future Platform for Post-Pandemic Development" dalam rangkaian pertemuan Sherpa G20 kedua yang diselenggarakan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Rabu (13/7).

Ekonomi sirkular merupakan sistem ekonomi yang melibatkan strategi seperti rancangan yang inovatif, memperbaharui, meningkatkan dan mendaur ulang sampah dalam rantai pasok guna menjaga nilai produk komponen, dan bahan-bahan untuk waktu yang lama.

Hal tersebut kemudian dapat menekan tingkat konsumsi dan emisi gas rumah kaca.

Baca juga: Airlangga: Ekonomi biru berpotensi ciptakan jutaan lapangan kerja

Bagi Indonesia, selain terhadap PDB, penerapan ekonomi sirkular juga dapat mengurangi sampah di masing-masing sektor sebesar 18-52 persen dan mengurangi emisi CO2 sebesar 126 juta ton, serta penggunaan air sebesar 6,3 miliar meter kubik.

Selain itu, 4,4 juta pekerjaan net kumulatif juga dapat tercipta, berbarengan dengan penyimpanan rumah tangga tahunan (annual household savings) sebesar hampir 9 persen dari anggaran mereka, yakni sebesar 4,9 juta per tahun, pada 2030.

secara global, ekonomi sirkular memberikan alternatif yang dapat membawa manfaat ekonomi sebesar 4,5 triliun dolar AS pada tahun 2030.

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022