Moskow, (ANTARA News) - Rusia pada hari Minggu mengatakan "sangat prihatin" dengan  masuknya pasukan darat Israel ke Jalur Gaza.

AFP mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia yang mengemukakan mereka telah mengirim utusan untuk Timur Tengah ke kawasan itu guna membantu menghasilkan gencatan senjata.

"Peningkatan bahaya baru dalam konflik bersenjata setelah dimulainya operasi darat Israel di Jalur Gaza merupakan masalah yang sangat memprihatinkan," kata Kementerian Luar Negeri dalam pernyataan.

"Penting, tanpa penangguhan, untuk mengakhiri penderitaan penduduk sipil di kedua belah pihak, untuk menghentikan pertumpahan darah dan menjamin gencatan senjata bersama," kata pernyataan itu, yang menambahkan bahwa utusan Presiden Dmitry Medvedev untuk Timur Tengah, Alexander Saltanov, telah pergi ke kawasan itu.

"Di antara langkah mendesak yang dibutuhkan bagi pencegahan bencana kemanusiaan skala-luas di wilayah itu adalah dicabutnya blokade dan dibukanya tempat perlintasan," kata kementerian tersebut, yang merujuk kepada blokade Israel terhadap Jalur Gaza.

"Rusia akan terus mengupayakan hal itu dengan berhubungan dengan semua pihak yang berkepentingan di Dewan Keamanan PBB dan Kuartet diplomatik untuk perdamaian Timur Tengah," kata pernyataan tersebut.

Dalam pembicaraan telefon dengan PM Israel Ehud Olmert, Medvedev kemudian "menekankan pentingnya untuk mencapai gencatan senjata secepat mungkin", kata pernyataan Kremlin.

Di Dewan Keamanan PBB dan sebagai anggota Kuartet Timur Tengah, Rusia akan "terus memberi sumbangan kepada upaya oleh masyarakat internasional untuk menghasilkan normalisasi situasi di kawasan itu", Medvedev menambahkan.

Perdana Menteri Israel Ehud Olmert telah mengambil prakarsa untuk menelefon presiden Rusia itu.

Seorang pejabat di departemen Timur Tengah Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa utusan Medvedev untuk Timur Tengah Saltanov telah berangkat untuk pembicaraan di Israel dan wilayah Palestina dan kemudian akan berkunjung ke Suriah dan Jordania.

Rusia adalah anggota Kuartet diplomatik bersama dengan Uni Eropa, PBB dan AS, dan juga anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Rusia telah berusaha untuk menjadi tuan-rumah konferensi Timur Tengah tapi gagasan itu sejauh ini gagal mendapat dukungan yang cukup dari Israel dan AS.

Ribuan tentara dan sejumlah tank Israel bergerak masuk ke dalam wilayah Jalur Gaza, Ahad, untuk memerangi pejuang HAMAS, dan bergerak ke arah ibukota wilayah kantong itu dalam misi untuk mengakhiri serangan roket gerilyawan.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009