Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar spot antar-bank Jakarta, Kamis sesi pagi, ditutup relatif stabil dan hanya naik tipis dua poin ke level 9.141/9.143 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya 9.143/9.150 per dolar AS. "Perdagangan (dolar-rupiah) belum berkembang, karena pelaku asing maupun lokal masih menunggu laporan data ekonomi AS," kata Direktur Retail Banking, PT Bank Mega Kostaman Thayib, di Jakarta, Kamis. Menurut dia, perkembangan ekonomi AS itu juga akan menentukan apakan bank sentral AS (The Fed) akan terus menerapkan kebijakan ketatnya dengan menaikkan tingkat suku bunga Fed Fund lebih lanjut. Meski Departemen Keuangan AS telah menyatakan bahwa arus modal yang masuk ke AS pada Januari lalu belum dapat menutup defisit perdagangan pada bulan ini sehingga pertumbuhan ekonomi AS dinilai masih melambat, katanya. Rupiah pada sesi ini, menurut Kostaman diperdagangkan dalam kisaran yang ketat. Dalam perdagangan pagi rupiah sempat menyentuh level 9.139 per dolar AS, namun kemudian melemah hingga posisi 9.142 per dolar AS. Namun menjelang penutupan sesi pagi rupiah merambat naik ke posisi 9.141 per dolar AS, meski dolar AS di pasar global menguat terhadap yen, katanya. Kostaman mengungkapkan kekhawatirannya rupiah dengan cepat ke posisi 9.142 per dolar AS bisa kembali melemah dengan cepat pula bila ada sentimen negatif. Oleh kerenanya dunia usaha meminta agar pemerintah menjaga pergerakan saat ini. Dunia usaha mengharapkan rupiah stabil, sehingga mereka bisa memperkirakan perhitungan usaha dengan tepat sehingga segera diketahui apakah kinerja usaha berjalan sesuai dengan harapan atau tidak, katanya. Kenaikan rupiah saat ini, menurut dia belum didukung faktor fundamental yang kuat dan hanya dipicu oleh sentimen penyelesaian Blok Cepu yang melibatkan Pertamina dan ExxonMobil. Terpilihnya ExxonMobil dinilai akan memberikan dampak positif bagi investor asing yang juga akan menginvestasikan dananya di Indonesia, meski saat ini mereka masih bersikap wait and see. Ditanya apakah rupiah akan bisa menembus level 9.000 per dolar AS, ia mengatakan, kemungkinan bisa saja mencapai angka tersebut, namun terlihat pergerakan rupiah ke arah sana agak berat karena kenaikannya saat ini trennya tipis. Walaupun demikian perkiraan Menko Perekonomian Boediono bahwa rupiah akan bisa menembus angka 9.000 per dolar AS hampir mendekati kenyataan, asalkan kondisi pasar tetap mendukung, katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006