Surabaya (ANTARA) - Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya menyampaikan kedatangan jamaah haji 1443 Hijriah untuk kelompok terbang pertama dan kedua akan tiba pada Ahad, 17 Juli 2022.
"Sesuai jadwal, hari pertama kedatangan terdapat dua kloter yang tiba, yaitu kloter pertama dan kedua," ujar Sekretaris PPIH Debarkasi Surabaya Abdul Haris ketika dikonfirmasi dari Surabaya, Jumat.
Berdasarkan data PPIH, kloter pertama dan kedua, masing-masing berangkat dari Bandara Jeddah pada Sabtu, 16 Juli 2022 pukul 14.25 dan 22.05 waktu setempat.
Para jamaah haji kloter pertama dan kedua, masing-masing dijadwalkan tiba di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo pada Ahad pukul 05.15 WIB dan 12.55 WIB.
Sedangkan, kloter terakhir atau kloter 38 Debarkasi Surabaya dijadwalkan tiba di Bandara Juanda pada Sabtu (13/8) dini hari.
Kloter pertama merupakan jamaah haji asal Kabupaten Tuban, sedangkan kloter kedua berasal dari Kabupaten Tuban, Kabupaten Bojonegoro dan sebagian Kota Surabaya.
Sementara itu, PPIH Debarkasi Surabaya telah bersiap menyambut kedatangan seluruh jamaah haji yang tercatat saat keberangkatan jumlahnya sebanyak 16.835 orang.
"Kami siapkan dari berbagai aspek, mulai tempat kedatangan, barang bawaan serta kesehatan jamaah," ucap dia.
Namun, kata Haris, mengingat saat ini masih dalam kondisi pandemi COVID-19 maka pihaknya memberlakukan skrining untuk memastikan kesehatan jamaah.
Terdapat beberapa tahap pemeriksaan yang harus diikuti jamaah, mulai dari Bandara Juanda, lalu di Asrama Haji Sukolilo untuk memperkuat hasil dari skrining tahap pertama.
"Jika ada jamaah yang suhu badannya di atas 37,5 derajat celcius maka harus tes PCR, termasuk yang menunjukkan gejala. Ini demi keamanan dan keselamatan bersama," katanya.
Setelah mendapat hasil, lanjut Haris, maka jamaah yang terkonfirmasi positif COVID-19 akan ditindaklanjuti dengan karantina serta pemulihan, sedangkan bagi yang negatif diperkenankan kembali ke daerah asal.
"Kami sudah berkoordinasi dengan pihak kabupaten/kota. Jika ada yang positif dan tidak bergejala atau gejala ringan maka karantina di daerah asal, sedangkan yang bergejala sedang hingga berat harus dirawat di RSUD dr Soetomo," tuturnya.
"Kami berdoa semua jamaah yang datang tidak ada kendala dengan kesehatannya dan semua hasil skrining sesuai harapan,"ujar Plt Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur tersebut.
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022