Malang (ANTARA News) - Menyikapi sepinya penumpang Angkutan Kota (Angkot) yang terjadi beberapa bulan terakhir ini dan merata untuk semua jurusan, Paguyuban sopir Angkot Malang menggagas adanya karcis berhadiah bagi para penumpang.
Menurut salah seorang anggota paguyuban sopir Angkot Malang, Hari kepada ANTARA News, di Malang, Kamis, gagasan itu untuk memberikan motivasi bagi penumpang agar gemar naik angkot dan karcis berhadiah tersebut akan diujicobakan selama kurun waktu tiga bulan.
"Jika dalam kurun waktu uji coba itu direspon masyarakat dan mampu mendongkrak jumlah penumpang, maka karcis berhadiah ini akan kami teruskan dan sebaliknya jika tidak ada perubahan, maka harus dihentikan," katanya.
Sementara itu Ketua Paguyuban sopir ABG, Kholiq Nuryadi mengatakan, uji coba karcis berhadiah mulai 1 April mendatang itu hanya akan diterapkan untuk jalur-jalur tertentu yang sudah siap dulu sebagai tahap awal di antaranya jalur ABG, GL, AMG dan Karangploso-Singosari (KS).
Jika dalam perjalanan pelaksanaannya, katanya, ternyata ada jalur lain yang ingin menerapkan karcis berhadiah dipersilahkan dengan mengajukan permohonan, karena program ini baru, maka perlu ujicoba.
Menanggapi rencana ujicoba penerapan karcis berhadiah bagi penumpang Angkot tersebut baik kalangan dewan maupun Kadishub Kota Malang mendukung langkah tersebut, namun semua prosedur teknis diserahkan sepenuhnya kepada paguyuban sopir.
Kadishub Kota Malang Husni Ali mengakui, kreativitas paguyuban untuk mendongkrak jumlah penumpang Angkot tersebut harus diacungi jempol dan pihaknya sangat mendukung bahkan akan membantu jika paguyuban menemui kesulitan.
"Kami siap membantu kelancaran penerapan karcis berhadiah ini, namun secara teknis kami tidak ikut campur tangan karena yang tahu kondisi penumpang secara detail adalah paguyuban masing-masing jalur," tegasnya.
Sementara itu anggota komisi C DPRD Kota Malang Nur Wahid mengingatkan, untuk mendongkrak dan mengembalikan masyarakat gemar naik Angkot tersebut bukan hanya melalui karcis berhadiah saja, tetapi juga harus didukung dengan layanan yang baik bagi penumpang.
Menurut dia, menurunnya jumlah penumpang Angkot bukan saja karena adanya kenaikan BBM, tetapi layanan yang diterimanya selama ini kurang memuaskan di antaranya penumpang diturunkan ditengah jalan sebelum mencapai tujuan bahkan tidak jarang Angkot hanya pada tujuan tertentu tidak sampai terminal.
"Kondisi dan layanan yang seperti itu yang sebenarnya sangat berpengaruh terhadap penurunan penumpang, jadi semua aspek ikut memberi peran penting," katanya.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006