Momentum kenaikan harga komoditas akibat kondisi global dapat dimanfaatkan dengan menghimpun pendanaan murah dari pasar modal untuk mendukung penyediaan rumah rakyat dan menjaga mesin ekonomi terus bertumbuh.
Direktur Finance PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Nofry Rony Poetra dalam keterangan di Jakarta, Kamis,mengatakan, berkaca dari fenomena "commodity booming" pada 2012-2013, harga rumah pun ikut mengalami kenaikan pertumbuhan di periode yang sama. Kenaikan harga tersebut, lanjutnya, merupakan cerminan dari tingginya permintaan akan rumah.
Peningkatan harga rumah pada era boom commodity tersebut juga terpantau dari pertumbuhan indeks saham properti.
"Pergerakan positif di sektor perumahan termasuk saham properti ini menjadi peluang bagi kami untuk menghimpun dana murah dari pasar modal guna menggarap peluang besar dari sektor perumahan," ujar Nofry dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Kementerian PUPR-BTN kolaborasi untuk perumahan MBR sektor informal
Nofry menyampaikan, sektor perumahan juga dapat menjadi mesin untuk menjaga kelangsungan dampak ekonomi dari kenaikan harga komoditas. Pasalnya, aliran modal masuk atau capital inflow ke sektor perumahan dapat berdampak ganda bagi 174 sub-sektor lainnya.
Selain itu, sektor perumahan juga menggunakan 90 persen bahan baku lokal sehingga dapat mendongkrak ekonomi dalam negeri.
Belum lagi, angka kebutuhan perumahan di Indonesia masih tinggi. Kementerian PUPR menyebutkan angka backlog rumah berdasarkan kepemilikan mencapai 12,7 juta unit. Kebutuhan hunian tersebut pun kian mendesak seiring dengan ancaman pandemi serta pemanasan global.
Adapun, pada tahun ini, Bank BTN menunggu lampu hijau pemerintah untuk menggelar rights issue guna mendukung perumahan nasional.
"Kami pernah menerbitkan junior global bond hingga over permintaan mencapai 12 kali, sehingga kami optimis mendapatkan pendanaan murah dari publik. Melalui perhitungan kami, usai rights issue kami bisa menyalurkan pembiayaan hingga 300 ribu unit rumah," kata Nofry.
Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence Surnasip menuturkan, upaya untuk menggarap peluang akselerasi sektor perumahan melalui pencarian pendanaan murah juga dapat ikut memperkuat nilai tukar rupiah. Sebab, langkah tersebut dapat menjadi instrumen untuk menarik investor asing.
Baca juga: Dirut BTN: Penambahan modal akan percepat penyaluran pembiayaan
Dengan pemupukan pendanaan murah, tambah Sunarsip, juga dapat menjaga agar bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tetap terjangkau.
"Pendanaan murah dari pasar modal dapat memperkuat struktur pendanaan yang lebih murah untuk pembiayaan perumahan khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah," ujar Sunarsip.
Analis Kebijakan Ahli Madya Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI Thasya Pauline mengatakan pemerintah telah menggelontorkan berbagai insentif baik fiskal maupun moneter untuk mendukung sektor perumahan pada 2022. Dampaknya, kredit properti juga ikut mengalami tren peningkatan pada Maret 2022.
"Dukungan terhadap sektor perumahan terus dilakukan dan dengan berbagai insentif tersebut tentunya dapat mengoptimalisasi pertumbuhan sektor perumahan nasional," ujar Thasya.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022