Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Agung Krisdiyanto mendorong sektor industri melakukan transformasi ekonomi hijau dengan menerapkan konsep ekonomi sirkular.
"Ekonomi sirkular menjadi jawaban dunia industri untuk Green Economy, Sustainable Development Goal, dan komitmen terhadap kelestarian lingkungan hidup," kata Agung dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Agung melakukan verifikasi lapangan terkait penerapan ekonomi sirkular pada sektor industri manufaktur di PT Fajar Surya Wisesa, Cikarang, Jawa Barat, Kamis.
Ekonomi sirkular merupakan model industri baru yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah.
Konsep itu bukan hanya fokus pada pengolahan limbah, namun juga menggunakan proses produksi dimana bahan baku dapat digunakan berulang-ulang, sehingga terjadi pemanfaatan besar terutama untuk sumber daya alam.
Indonesia telah mengadopsi ekonomi sirkular ke dalam visi dan strategi pembangunan, khususnya pada lima sektor industri, yakni makanan dan minuman, konstruksi, elektronik, tekstil, dan plastik. Dalam implementasinya, Pemerintah memasukkan ekonomi sirkular sebagai salah satu prioritas pembangunan dalam RPJMN 2020-2024.
Baca juga: KLHK: Ekonomi sirkular salah satu cara kurangi beban lingkungan
Agung mengungkapkan penerapan ekonomi sirkular memberikan banyak keuntungan bagi sektor industri, seperti efisiensi bahan baku, peningkatan produksi barang yang dapat didaur ulang, pencegahan pembuahan sampah ilegal dan emisi, serta penciptaan lapangan kerja baru.
"Hasil studi Bappenas pada 2021, implementasi konsep ekonomi sirkular dapat menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru dan berpotensi menambah PDB hingga Rp642 triliun pada 2030. Jadi, sudah saatnya sektor industri kita mengubah konsep ekonomi linear menjadi sirkular," jelasnya.
Sementara itu, Direktur PT Fajar Surya Wisesa Yustinus Kusumah mengakui penerapan ekonomi sirkular di sektor industri, khususnya manufaktur, sudah menjadi keharusan agar tetap menjadi yang terdepan dalam menghadapi persaingan. Konsumen saat ini tidak hanya melihat kualitas produk, namun juga memperhatikan aspek lingkungan, tambahnya.
"Untuk itu, kami terus mengoptimalkan industri yang dalam proses produksinya memprioritaskan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan," ujar Yustinus.
PT Fajar Surya Wisesa merupakan industri manufaktur yang memproduksi kertas kemasan dengan menggunakan bahan baku kertas daur ulang. Selain memasok ke perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, 30 persen hasil produksinya juga di ekspor ke sejumlah negara.
Baca juga: Menko Airlangga sebut ekonomi sirkular dapat tingkatkan PDB Indonesia
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022