(Investor) sudah memperkirakan Fed yang sangat hawkish dan saya tidak berpikir ini mempengaruhi banyak kecuali ketidakpastian dan itu ada hubungannya dengan mengapa pasar tidak dilanda aksi jual besar hari ini
New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah investor mencerna data inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan, yang memicu kekhawatiran bahwa Federal Reserve (Fed) dapat menaikkan suku bunga utama sebanyak 100 basis poin akhir bulan ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 208,54 poin atau 0,67 persen, menjadi menetap di 30.772,79 poin. Indeks S&P 500 melemah 17,02 poin atau 0,45 persen, menjadi berakhir di 3.801,78 poin. Indeks Komposit Nasdaq kehilangan 17,15 poin atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada 11.247,58 poin.
Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor industri dan jasa komunikasi masing-masing terpangkas 1,2 persen dan 1,07 persen, memimpin penurunan. Sektor konsumen non-primer dan kebutuhan pokok konsumen masing-masing naik 0,86 persen dan 0,01 persen, hanya dua kelompok yang menguat.
Sementara ketiga indeks ekuitas utama AS memantul dari posisi terendah yang dicapai di awal hari, dan kadang-kadang naik tipis ke wilayah positif sepanjang sesi, semuanya merah pada bel penutupan.
Pertumbuhan harga konsumen tahun-ke-tahun dipercepat menjadi 9,1 persen, angka terpanas sejak November 1981, didorong oleh lonjakan bulanan 11,2 persen dalam harga bensin.
Baca juga: Harga minyak naik tipis, setelah stok AS meningkat dan inflasi tinggi
Tanpa harga makanan dan energi yang bergejolak, yang telah mereda sejak periode survei laporan, IHK inti mendingin ke tingkat tahunan 5,9 persen.
"Anda akan mengharapkan (laporan) IHK yang kami lihat akan menjadi peristiwa risk-off (penghindaran risiko) yang besar, tetapi pasar telah mengabaikannya," kata Analis Strategi Investasi Baird, Ross Mayfield, di Louisville, Kentucky.
"(Investor) sudah memperkirakan Fed yang sangat hawkish dan saya tidak berpikir ini mempengaruhi banyak kecuali ketidakpastian dan itu ada hubungannya dengan mengapa pasar tidak dilanda aksi jual besar hari ini."
Laporan tersebut meningkatkan kemungkinan bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga, bahkan lebih dari 75 basis poin yang diperkirakan sebelumnya. Pedagang berjangka yang terikat dengan target suku bunga dana Fed sekarang telah memperkirakan kemungkinan kenaikan yang lebih besar, 100 basis poin, pada pertemuan kebijakannya akhir bulan ini.
Baca juga: Harga emas naik 10,7 dolar pascarilis inflasi AS tinggi dari perkiraan
"Jika The Fed melihat melewati angka utama, mereka akan melihat harga komoditas sudah mulai sedikit melunak" sejak periode survei IHK, kata Mayfield. Ia menambahkan bahwa kenaikan suku bunga 100 basis poin berdasarkan laporan IHK Juni bisa menempatkan kebijakan bank sentral "di belakang kurva."
Pertanyaan tentang apakah pengetatan kebijakan The Fed dapat mengendalikan inflasi tanpa membawa ekonomi ke dalam resesi tampaknya bergeser ke seberapa parah penurunan yang mungkin terjadi.
Musim laporan keuangan perusahaan kuartal kedua akan mencapai langkah penuh pada Kamis, ketika JPMorgan Chase & Co dan Morgan Stanley dijadwalkan akan merilis hasil mereka, diikuti oleh Citigroup dan Wells Fargo & Co pada Jumat (15/7/2022).
Baca juga: Euro kembali menguat, dolar turun setelah inflasi AS melonjak
Saham Delta Air Lines jatuh 4,5 persen setelah laba kuartal kedua maskapai itu meleset dari ekspektasi, meskipun kepala eksekutif Ed Bastian mengatakan permintaan perjalanan yang kuat akan menghasilkan laba setahun penuh yang "bermakna".
Tesla Inc naik 1,7 persen dan Twitter Inc melonjak 7,9 persen setelah Hindenburg Research mengatakan telah mengambil posisi beli yang signifikan dalam saham perusahaan tersebut.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 10,66 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 12,56 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
Baca juga: Saham Inggris hentikan reli, Indeks FTSE 100 jatuh 0,74 persen
Baca juga: IHSG ditutup jatuh 77,3 poin, pasar menanti rilis data inflasi AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022