Jakarta (ANTARA) - Filipina dibuat kewalahan oleh akurasi lemparan tiga angka Lebanon pada kuarter ketiga kala kedua tim bertemu dalam pertandingan Grup D Piala FIBA Asia 2022, kata pelatih Vincent "Chot" Reyes.
Chot menyebut kelebihan itu sebagai faktor besar yang membuat momentum apik Filipina dalam kuarter keempat tak cukup membalikkan keadaan sehingga harus mengakui keunggulan Lebanon 80-95 di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, jakarta, Rabu malam tadi.
"Saya pikir kami melakukan upaya yang bagus, tak menyerah bahkan ketika tertinggal nyaris 20 poin," kata Chot dalam keterangan pers selepas pertandingan.
"Padaawal kuarter keempat kami memiliki momentum bagus bahkan bisa melanjutkannya untuk memangkas jarak hingga tersisa satu digit. Sayangnya marjin yang mereka ciptakan lewat tripoin akurat dalam kuarter ketiga terlalu berat untuk kami balikkan," sambung dia.
Statistik pertandingan mencatat Lebanon melesakkan enam dari tujuh lemparan tiga angka sepanjang kuarter ketiga yang melonjak tinggi dibandingkan masing-masing satu dari empat dalam dua kuarter sebelumnya.
Di sisi lain Chot juga menyoroti bagaimana para pemainnya 16 kali kehilangan bola yang bisa dikonversi oleh Lebanon menjadi 21 poin tambahan.
"Bila saja kami bisa meminimalisirnya, tentu pertandingan akan lebih ketat," kata dia.
Baca juga: Ringkasan Piala FIBA Asia: Selandia Baru dan Jepang di puncak grup
Kendati harus mengawali Piala FIBA Asia 2022 dengan kalah, Chot menyebut ajang tersebut menghadirkan pengalaman berharga bagi sejumlah pemain muda yang turut mengisi roster Filipina.
Sedikitnya delapan dari 12 pemain Filipina yang berada di Jakarta masih berkompetisi di level universitas. Bahkan Chot mengingatkan bahwa nama-nama seperti Carl Vincent Tamayo, Karl Kevin Quiambao, dan Shaun Geoffrey Chiu baru setahun bermain di level universitas.
"Carl Tamayo dan Kevin Quiambao baru main setahun di level universitas, sedangkan G Chiu belum jadi starter di universitasnya. Jadi Anda bisa bayangkan betapa berharganya pengalaman ini bagi mereka," katanya.
"Satu-satunya cara untuk belajar dan mengasah kemampuan adalah menghadapi lawan-lawan yang bertalenta. Bagi kami ini semua adalah pelajaran berharga untuk jajaran pemain muda yang ada di tim ini, di mana dalam usia semuda itu mereka bisa merasakan langsung pertandingan di level setinggi ini," pungkas Chot.
Fokus bersiap lawan India
Dalam kesempatan yang sama Kapten Filipina Kiefer Ravena menegaskan dia dan rekan-rekannya tidak mau berlarut-larut menyesali kekalahan kali ini dan bertekad segera mengalihkan fokus mempersiapkan pertandingan selanjutnya melawan India.
Baca juga: Hari kedua Piala FIBA Asia ditutup kemenangan Lebanon atas Filipina
Ravena juga menegaskan timnya tidak akan menganggap remeh India meskipun tahun ini Filipina selalu bisa mengantungi kemenangan dalam dua pertemuan kualifikasi Piala Dunia FIBA 2023 zona Asia.
"Memang hasil pertandingan yang berat, tapi kami punya kesempatan untuk bangkit dari situasi ini. Selanjutnya kami akan menghadapi India dan punya kesempatan untuk memperbaiki keadaan dengan mempersiapkan lebih baik secara mental maupun fisik untuk pertandingan yang bakal ketat juga," katanya.
"Kami memang sempat mengalahkan Indonesia dua kali di kualifikasi Piala Dunia, tapi mereka tampaknya punya komposisi tim yang berbeda untuk Piala Asia ini, jadi kami harus betul-betul siap," ujar Ravena.
Ravena sempat khawatir ketika rekan sekaligus adiknya, Thirdy Ravena, mengalami cedera karena jatuh dengan posisi yang kurang mengenakkan pada menit-menit akhir kuarter kedua.
Namun Ravena mengaku tidak kaget ketika adiknya bisa mengikuti sesi pemanasan lagi menjelang kuarter ketiga dan sempat melantai setidaknya 10 menit lagi hingga akhir pertandingan.
"Semoga kondisinya segera membaik malam ini dan besok dia bisa segera mengikuti persiapan agar dapat menghadapi India dengan kondisi yang lebih prima," pungkas Ravena.
Filipina selanjutnya akan menghadapi India Jumat esok pukul 15.00 WIB.
Baca juga: Hamed Haddadi isyaratkan Piala FIBA Asia 2022 jadi edisi terakhirnya
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2022