Masyarakat saat ini memiliki gawai yang bisa memudahkan mereka untuk memviralkan aktivitas polisi dalam bertugas.
Jakarta (ANTARA) - Kepolisian Negara Republik Indonesia selalu terbuka untuk menerima masukan dan kritik dari masyarakat umum sebagai obat untuk menjadikan Polri lebih baik sebagai penjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
"Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa kritik itu pahit. Namun, kritik bagi kami adalah obat untuk menjadikan Polri sembuh dan lebih baik," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan dalam seminar daring yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan mengatakan bahwa Polri adalah institusi yang siap menerima kritik serta selalu membuka diri untuk menerima masukan dan saran dari masyarakat.
Dalam kesempatan sama anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Poengky Indarti mengatakan bahwa masyarakat akan memberikan kritik kepada aparat kepolisian yang tidak profesional.
"Masyarakat saat ini memiliki gawai yang bisa memudahkan mereka untuk memviralkan aktivitas aparat kepolisian dalam bertugas. Hal ini memang harus menjadi perhatian bagi seluruh anggota Polri," kata Poengky.
Ia menegaskan bahwa Polri merupakan alat negara yang menjaga kamtibmas dan menjalankan penegakan hukum. Polri juga bertugas untuk mengayomi, melayani, dan melindungi masyarakat.
Sebetulnya, menurut dia, masuk akal masyarakat dengan mudahnya mengkritik Polri karena aparat kepolisian melayani masyarakat selama 24 jam dalam kehidupan sehari-hari. .
Dengan demikian, kata Poengky, masyarakat akan memberikan apresiasi kepada aparat kepolisian yang menjalankan tugas sebaik-baiknya. Sebaliknya, masyarakat akan menyampaikan kritik kepada aparat kepolisian yang masih mengedepankan kekerasan dalam bertugas.
Baca juga: Polri berperan menjamin produksi dan distribusi minyak goreng lancar
Baca juga: Komnas HAM tunggu penjelasan Polri soal kasus penembakan sesama polisi
Pewarta: Aji Cakti
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2022