Jakarta (ANTARA News) - Yorris Raweyai salah satu kandidat Gubernur Irian Jaya Barat (Irjabar), Rabu, menemui Ketua Umum Golkar yang juga Wakil Presiden Jusuf Kalla dan melaporkan kecurangan yang terjadi dalam Pilkada di provinsi itu baru-baru ini.
"Ini persoalan hukum, harusnya kita menegakkan hukum dalam membangun demokrasi. Kecurangan ini terlihat sistematis sekali," kata Yorris sesudah bertemu Kalla di Kantor Wapres di Jakarta.
Pilkada yang berlangsung pada Sabtu (11/3) diikuti tiga pasang kandidat gubernur/wakil gubernur yaitu Abraham Oktavianus Atururi/Rahimin Katjong (PDIP/PDS), Yorris Raweyai/Abdul Killian (Golkar) dan Dortheus Asmuruf/Ali Kastela (PPP, PAN dan beberapa partai lain).
Dalam pemilihan gubernur/wakil gubernur itu, menurut Yorris, telah terjadi banyak kecurangan yang hampir merata di seluruh daerah pemilihan.
Ia menyebutkan, kecurangan yang terjadi antara lain pendistribusian surat suara yang tidak benar, terjadi intimidasi terhadap pemilih, mobilisasi massa ke dalam TPS-TPS (Tempat Pemungutan Suara), ditemukanya instruksi khusus di dalam bilik suara, serta adanya stiker berisi ajakan memilih calon tertentu di beberapa TPS.
Selain itu, ada PNS yang menjadi saksi dari salah satu calon, padahal PNS tidak boleh jadi saksi.
Yorris mengatakan, ia memiliki semua bukti-bukti kecurangan itu dan sudah dilaporkan ke Panitia Pengawas Daerah (Panwasda) serta akan dibahas pula dalam rapat DPP Partai Golkar untuk mengambil langkah selanjutnya.
Ditanya kandidat gubernur yang membuat kecurangan, secara tegas Yorris menyebutkan calon nomor urut 1 (satu).
Yorrys mengaku, protes yang dilakukannya bukan karena dirinya kalah, namun karena ingin menegakkan demokrasi. "Saya
nothing to lose dan hanya mau membawa perubahan serta melayani masyarakat, saya siap kalah asal adil dan transparan. Jadi ini bukan soal kalah dan menang," katanya.
Mengenai pandangan Kalla terhadap masalah tersebut, Yorris mengatakan, Kalla merasa kaget dengan laporan tersbut, namun karena realitasnya seperti itu maka DPP Partai Golkar akan membahas persoalan itu.
"Sekarang saya mau menyerahkan bukti-bukti kecurangan pilkada ke DPP, besok akan ada rapat harian yang dipimpin Ketua Umum untuk membicarakan langkah partai selanjutnya," katanya.
Ditanya apakah akan menandatangani hasil Pilkada, dia menyatakan belum sampai pada pemikiran terebut. Namun ia akan mengikuti keputusan partai dalam menyikapinya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006