Mekkah (ANTARA) - Tim kesehatan terus mengidentifikasi jamaah haji yang bisa dipulangkan lebih cepat ke Tanah Air (tanazul), sebagian besar punya penyakit jantung dan mengalami serangan jantung di Arab Saudi.
"Rata-rata yang akan kita usulkan tanazul mereka yang punya penyakit jantung dan alami serangan jantung di Arab Saudi, dan saat ini kita rawat di KKHI Mekkah," kata Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Mekkah Muhammad Imran di Mekkah, Rabu.
Selain didominasi penyakit jantung, ada juga jamaah dengan komorbid penyakit diabetes dan paru-paru.
Baca juga: Pusat Kesehatan Haji usulkan 51 haji yang sakit ikut tanazul
"Mereka ini dikhawatirkan apabila tinggal lebih lama dan melakukan aktivitas fisik yang berat di Arab Saudi, akan mendapat serangan jantung kembali. Maka kami usulkan tanazul lebih awal," katanya.
Lebih lanjut, Imran mengatakan proses identifikasi terus berlangsung dan datanya sangat dinamis serta terus diperbarui penilaian ulang agar kondisi jamaah benar-benar laik untuk perjalanan dengan pesawat selama 9-11 jam.
"Nanti akan kami usulkan ke Daker Mekkah untuk mendapatkan kursi, mudah-mudahan di penerbangan hari pertama atau kedua ada jamaah kita yang bisa mengikuti proses tanazul tersebut," tambah Imran.
Sebagai informasi, jamaah haji gelombang pertama mulai bertolak ke Tanah Air pada 15 dan 16 Juli 2022 melalui Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi.
Untuk memastikan jamaah terjaga kondisinya selama penerbangan, jamaah dengan kondisi tertentu seperti penyakit jantung menggunakan pacemaker (alat pacu jantung), misalnya dilakukan pemasangan pacemaker permanen di Arab Saudi perlu pengawasan lebih baik, terutama pada saat akan terbang, karena pacamaker membutuhkan penanganan khusus di pesawat.
Baca juga: Tiga haji Tanazul Awal dipulangkan ke Kalbar
Baca juga: Karena sakit, satu anggota jamaah Mamuju minta "tanazul"
Begitu juga dengan jamaah yang menjalani operasi jantung pemasangan cincin di Arab Saudi juga perlu pengawasan yang lebih ketat.
"Alhamdulillah, sejauh ini jamaah yang sudah kita usulkan tanazul awal kondisinya stabil dan tidak membutuhkan alat khusus kecuali melanjutkan terapi obat-obatan yang bisa dikonsumsi pada saat penerbangan," katanya.
Sebelumnya, sebanyak 51 haji Indonesia diusulkan mengikuti tanazul atau mutasi antarkelompok terbang (kloter) untuk kepulangan jamaah haji karena alasan tertentu, kondisi medis mereka.
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022