Jakarta (ANTARA News) - Produsen semen PT Holcim Indonesia Tbk masih menderita rugi bersih Rp334,1 miliar pada 2005, lebih baik 37,3 persen dibanding kerugian tahun sebelumnya yang mencapai Rp533,1 miliar.
Presiden Direktur Holcim, Timothi Mackay dalam penjelasannya kepada Bursa Efek Jakarta (BEJ), Rabu, mengatakan, membaiknya kinerja 2005 itu antara lain ditopang oleh turunnya rugi selisih kurs dari Rp407 miliar menjadi Rp247 miliar.
Kondisi lain yang juga membantu adalah melemahnya beban lain-lain dari Rp463 miliar pada 2004 menjadi Rp307 miliar pada 2005.
Ia menambahkan, pertumbuhan perseroan terhambat lantaran adanya kenaikan bahan bakar yang cukup tinggi, suku bunga dan inflasi yang tinggi.
Selain itu proyek infrastruktur yang belum terealisasi dan lebih rendah dari anggaran pemerintah juga memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan perseroan.
Saat ini Holcim Indonesia menguasai sekitar 15,2 persen pangsa pasar nasional. Pemegang saham mayoritas adalah Holdervin B.V, kepemilikan sahamnya sekitar 77,33 persen.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006