Chicago (ANTARA) - Emas tergelincir lagi pada akhir perdagangan Selasa waktu New York (Rabu pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut menjelang rilis data inflasi AS, tertekan penguatan dolar ke level tertinggi baru dalam dua dekade yang membuat logam kuning tidak begitu menarik bagi investor.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, jatuh 6,90 dolar AS, atau 0,4 persen, menjadi ditutup pada 1.724,80 dolar AS per ons. Emas tetap pada atau mendekati level terlemahnya dalam sembilan bulan.

Meskipun baru saja memulai perdagangan pekan ini, kontrak patokan emas Comex sudah turun satu persen minggu ini. Itu memperpanjang penurunan empat minggu yang sebelumnya tidak terputus yang secara kumulatif menempatkan logam kuning turun 150 dolar AS atau 8,0 persen, sejak pekan yang berakhir 3 Juni. Tahun ini, emas turun 6,0 persen.

Emas berjangka merosot 10,6 dolar AS atau 0,61 persen menjadi 1.731,70 dolar AS pada Senin (11/7/2022), setelah menguat 2,6 dolar AS atau 0,15 persen menjadi 1.742,30 dolar AS pada Jumat (8/7/2022), dan terdongkrak 3,2 dolar AS atau 0,18 persen menjadi 1.739,70 dolar AS pada Kamis (7/7/2022).

Penurunan terbaru emas terjadi karena indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, mencapai level tertinggi baru di atas 108 sejak Oktober 2002.

"Harga emas bertahan dengan baik karena reli dolar mencapai penanda utama," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA.

“Emas pada akhirnya akan melihat beberapa aliran safe-haven tetapi itu tidak akan terjadi sampai puncak dolar yang kuat dibuat. Emas mencoba mempertahankan level 1.700 dolar AS dan kemungkinan akan diuji dengan laporan inflasi yang sangat panas besok."

Laporan indeks harga konsumen (IHK) AS akan keluar pada Rabu waktu setempat. Para analis pasar berpendapat bahwa jika laporan memenuhi atau melebihi ekspektasi pasar, Federal Reserve dapat mempertahankan sikap agresif terhadap suku bunga yang lebih tinggi, di mana emas mungkin jatuh di bawah 1.700 dolar selama beberapa bulan mendatang.

Federasi Nasional Bisnis Independen pada Selasa (12/7/2022) melaporkan bahwa Indeks Optimisme Bisnis (Usaha) Kecil turun 3,6 poin pada Juni menjadi 89,5, level terendah sejak Januari 2013, memberikan sedikit dukungan terhadap emas.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 17,4 sen atau 0,91 persen, menjadi ditutup pada 18,958 dolar AS per ons. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 32,6 dolar AS atau 3,79 persen, menjadi ditutup pada 828,10 dolar AS per ons.

Baca juga: Emas "rebound" dipicu kekhawatiran pertumbuhan global, inflasi tinggi
Baca juga: Emas tergelincir terseret penguatan dolar dan imbal hasil obligasi AS

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2022