Brussels (ANTARA News) - Putra mantan Presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic tiba di Belanda Selasa untuk mengambil jenazah sang ayah, meskipun belum jelas di mana akan dikuburkan.
"Kemarin kami minta penguasa Rusia untuk sementara menguburnya di Moskow, sebab kami tidak diizinkan untuk menguburnya di Beograd," kata Marko Milosevic yang tinggal di Rusia mengatakan pada televisi Belanda.
Tapi dalam perkembangan berikutnya, Beograd memberikan izin bagi pemakaman Milosevic.
Sebelum izin itu diberikan, Marko mengatakan, `penguasa Beograd bersikap menentang kami.`
Dia tiba di Belanda didampingi dokter-dokter Rusia yang ingin memeriksa hasil-hasil setelah pemeriksaan jenazah.
Hasil laporan otopsi pendahuluan menyebutkan Milosevic, yang menderita penyakit jantung dan tekanan darah tinggi, meninggal karena serangan jantung Sabtu di dalam selnya.
Sementara itu pengadilan PBB yang mengadili Milosevic selama lebih dari empat tahun Selasa secara resmi menutup perkara itu.
"Kami menyatakan menyesal atas kematiannya dan fakta itu mencabut bukan hanya perkaranya tapi juga kepentingan-kepentingan lain dari perkara yang dituduhkan dalam dakwaan-dakwaan," kata pimpinan majelis hakim Patrick Robinson.
Milosevic menghadapi tuduhan 66 kali melakukan pembunuhan, kejahatan perang dan kejahatan melawan kemanusiaan.
Dia dituduh bertanggungjawab atas pembunuhan besar-besaran etnis non-Serbia dan kekejaman lainnya di Bosnia, Kroasia dan Kosovo dalam perang menyusul bubarnya Yugoslavia pada tahun 1991, Kyodo melaporkan.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006