Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi VII DPR RI Rico Sia berharap pemerintah tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"BBM nonsubsidi sudah naik, tapi BBM bersubsidi kita harapkan tidak naik. Harapan kita kepada pemerintah agar pertalite dan solar tidak naik," ujar Rico Sia dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa.

Kenaikan harga BBM bersubsidi, kata dia, diyakini akan sangat berdampak terhadap perekonomian Indonesia.

Baca juga: Pengamat: Kenaikan harga BBM dan elpiji tak akan picu gejolak ekonomi

Ia mengaku khawatir jika harga BBM bersubsidi naik maka akan berdampak terhadap daya beli masyarakat yang rendah. Jika daya beli rendah, maka dipastikan akan memicu inflasi lebih tinggi.

Anggota DPR dari Daerah Pemilihan (Dapil) Papua Barat ini mengingatkan jika saat ini banyak negara mengalami krisis karena angka inflasi yang cukup tinggi.

"Kita sebaiknya bergotong royong untuk memperbaiki perekonomian in, karena kita melihat banyak negara yang krisis dan negaranya kolaps," katanya.

Rico Sia meminta masyarakat mengerti dan memahami kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM nonsubsidi agar Indonesia tak mengalami krisis. Saat ini harga minyak dunia mengalami kenaikan.

Baca juga: Pertamina pastikan tidak ada kenaikan harga pertalite

"Pertamina memang harus menaikkan harga BBM nonsubsidi karena memang harga minyak lagi tinggi. Apabila tidak dinaikkan, nanti Pertamina bisa bangkrut," katanya.

Pertamina, lanjut dia, sudah meminta anggaran kepada pemerintah untuk subsidi BBM sehingga tidak mungkin Pertamina meminta anggaran subsidi lagi kepada pemerintah.

Jika anggaran pemerintah untuk menambah lagi subsidi minyak Pertamina, papar dia. maka sektor lainnya yang akan tergerus.

"Jadi, suka tidak suka, memang BBM yang bukan untuk subsidi dinaikkan terlebih dahulu," tuturnya.

Baca juga: Pertamina kembali naikkan harga BBM dan elpiji nonsubsidi

Seperti diketahui, Pertamina secara resmi menaikkan harga BBM nonsubsidi. Harga pertamax turbo (RON 98) naik dari semula Rp14.500 per liter menjadi Rp16.200 hingga Rp16.900 per liter, dexlite naik dari semula Rp12.950 per liter menjadi Rp15.000 hingga Rp15.700 per liter, dan Pertamina Dex naik dari Rp13.700 menjadi Rp16.500 hingga Rp17.200 per liter.

"BBM nonsubsidi biasanya dibeli masyarakat yang mampu atau warga menengah ke atas," katanya.

Oleh karena itu, dia berharap masyarakat dan para pelaku bisnis untuk mengerti mengenai kebijakan tersebut.

"Mudah-mudahan kita bersatu dalam menghadapi krisis BBM dan pangan ini secara bersama-sama supaya kita bisa keluar dan bisa menghadapi situasi yang terjadi di mana-mana," harapnya.

Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022